Monday 5 December 2011

Pengertian Mujahadah



1. Pengertian secara umum
Ta’rif (definisi) mujahadah menurut arti bahasa, syar’i, dan istilah ahli hakikat sebagaimana dimuat dalam kitab Jami’ul Ushul Fil-Auliya(1), hal 221 :

أَمَّاالْمُجَاهَدَةُ فَهيَ فِي اللُّغَةِ الْمُحَارَبَةُ وَفِي الشَّرْعِ مُحَارَبَةُ أَعْدَآءِ اللهِ , وَفِي اصْطـِلاَحِ أَهْلِ الْحَـقِـيْقَة ِ مُحَــارَبَةُ النَّفـْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَتَحْمِيْلُهَا مَا شَقَّ عَلَيْـهَا ِممَّا هُوَ مَطْلـُوْبٌ شَرْعًا . وَقَالَ بَعْضُـهُمْ : الْمُـجَاهَدَةُ مُخَالَـفَةُ النَّفْسِ , وَقَالَ بَعْضُهُمْ : المـُجَاهَدَةُ مَنْعُ النَّفْس ِ عَنِ الْمَـأْلُوْ فَاتِ

“Arti mujahadah menurut bahasa adalah perang, menurut aturan syara’ adalah perang melawan musuh-musuh Alloh, dan menurut istilah ahli hakikat adalah memerangi nafsu amarah bis-suu’ (2) dan memberi beban kepadanya untuk melakukan sesuatu yang berat baginya yang sesuai dengan aturan syara’ (agama). Sebagian Ulama mengatakan : "Mujahadah adalah tidak menuruti kehendak nafsu”, dan ada lagi yang mengatakan: “Mujahadah adalah menahan nafsu dari kesenangannya”.

Di dalam Wahidiyah yang dimaksud “Mujahadah” adalah ber-sungguh-sungguh memerangi dan menundukkan hawa nafsu (nafsu ammarah bis-suu’) untuk diarahkan kepada kesadaran “FAFIRRUU ILALLOOH WAROSUULIHI”, ”

2. Pengertian secara khusus

MUJAHADAH WAHIDIYAH adalah pengamalan Sholawat Wahidiyah atau bagian dari padanya menurut adab, cara dan tuntunan yang dibimbingkan oleh Muallif Sholawat Wahidiyah sebagai penghormatan kepada Rosululloh dan sekaligus merupakan do’a permohonan kepada Alloh , bagi diri pribadi dan keluarga, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, bagi bangsa dan negara, bagi para pemimpin mereka di segala bidang, bagi ummat masyarakat jami’al ‘alamin, dan seluruh makhluq ciptaan Alloh .
3. Dasar-dasar Mujahadah dan Keuntungannya

a. Firman Alloh Ta’ala QS. 5 - Al Maaidah : 35 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوْآ إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (5- المائدة-35)
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan berjihadlah pada jalan-NYA agar supaya kamu sekalian mendapat keberuntungan.

b. Firman Alloh Ta’ala : QS. 29 Al Ankabut: 69

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ ( 29-العنكبوت : 69 )
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. Q.S. 29 Al-Ankabut : 69.

b. Firman Alloh
وَجَاهِدُوا فِي الله ِ حَقَّ جِهَادِه… الآية (22 الحج : 78 )
“Dan berjihadlah (bersungguh-sungguhlah) kamu menuju pada Alloh dengan sebenar-benarnya jihad …….. (QS.22 Al-Hajji 78 )
c. Hadits Nabi :

رَجَعْنَا مِنَ الْجِهَادِ اْلأَصْغَرِ اِلَى الجِهَادِ اْلأَكْبَرِ , قَالُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ وَمَا الْجِهَادُ اْلأَ كْبَرِ ؟ قَالَ : جِهَادُ النَّفْسِ )رواه البيهقى عن جابر فى كتاب الزهد الكبير (الجزء 2، رقم 373) .
“Kita baru kembali dari perang kecil akan menghadapi perang besar. Para Shahabat bertanya : YA Rosulalloh gerangan apakah perang besar itu ? Rosululloh menjawab: “Perang melawan Nafsu”.

d. Hadits Nabi :

"الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ". رَوَاهُ التّرْمِذِى وَالطَّبْرَانى وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ عَنْ فَضَالَةَ بن عُبَيْدٍ ، حسن صحيح

Orang yang berjihad (bermujahadah) adalah orang yang memerangi nafsunya dalam (pendekatan dirinya kepada) Alloh, HR At-Tirmidzi, At-Thabrani, Ibnu Hibban dan Al-Hakim, dari Fadlolah bin “Ubaid.

e. Hujjatul-Islam Imam Ghozali dalam Ihya’nya menyebutkan :

الْمُجَاهَدَةُ مِفْتَاحُ الْهِدَايَةِ لاَمِفْتَاحَ لَهَا سِوَاهَا . (احياء علوم الدين , الجزء الأول : 39)
Mujahadah adalah kunci (pintu) hidayah, tidak ada kunci hidayah selain mujahadah.

f. Sering didawuhkan oleh Muallif Wahidiyah :

مَنْ لَيْسَ لَهُ الْمُجَاهَدَةٌ لَيْسَ لَهُ الْمُشَاهَدَةٌ

“Barang siapa tidak bermujahadah dia tidak akan bisa mencapai musyahadah (Shuhud / sadar kepada Alloh)

(1) Jami’ul-Ushul Fil-Auliya oleh Asy-Syekh Dhiyauddin Ahmad Mushtofa Al-Kamsyakhonawy An-Naqsyabandy.Penerbit : Al-Haromain Singapura-Jedah-Indonesia

Location:Headford Mews,,United Kingdom

MENINGKAT DIRI MELALUI MUJAHADAH






PADA adatnya tidak mungkin kita sampai pada lapangan makrifat terhadap Allah SWT apabila kita tidak mahu bermujahadah, tidak mahu melihat kelemahan-kelemahan yang terkandung dalam diri kita, lebih-lebih lagi kelemahan itu berupa penyakit hati.
Oleh itu Allah SWT telah berfirman yang bermaksud: “Orang-orang yang berjuang di jalan Kami, sesungguhnya Kami akan memberi petunjuk mereka itu pada jalan-jalan Kami, dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang membuat kebaikan.”
“Mujahadah” yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah memerangi hawa nafsu yang mengatasi segala kelemahan diri untuk mencapai dengan sempurna keredaan Allah SWT. Tegasnya, orang-orang yang mengerjakan sesuatu yang tidak baik bererti ia mendatangkan kekurangan pada peribadinya sendiri. Umumnya tabiat manusia tidak menghiraukan keaiban-keaiban tetapi mengutamakan pada hal-hal yang dianggap baik.


Meskipun sifatnya masih fatamorgana bahkan masih belum apa-apa, sama seperti orang sakit tidak mahu melihat penyakitnya untuk diubati tetapi perhatiannya lebih dahulu mengarah kepada hal-hal yang harus dikerjakan apabila ia sihat. Manusia yang sempurna dalam berfikir serta sempurna dalam perasaan akan melihat keaibannya lebih dahulu demi untuk mencapai keutamaan yang dicita-citakan. Ulama tasawuf pernah berkata: “Hendaklah kamu mencari istiqamah dan jangan anda mencari karamah, kerana sesungguhnya nafsumu menggugatmu mencari kemuliaan, sedangkan Tuhan-mu menuntut kamu dengan istiqamah. Dan sesungguhnya berada di sisi hak Tuhanmu adalah lebih patut dari beradanya kamu dengan keuntungan diri anda.”
Allah menghendaki agar kita istiqamah pada jalan-Nya dan apabila kita selalu mematuhi kehendak-Nya maka dengan sendirinya Allah akan memberikan kurniaan pula buat kita iaitu keutamaan-keutamaan yang datang apabila amal yang ikhlas telah kita kerjakan. Oleh itu, kita harus mengutamakan hak Allah daripada mendahulukan keuntungan diri dan nafsu kita.
Tahukah anda, jalan apakah bagi kita untuk mengenal segala keaiban-keaiban diri kita dan dapat pula mengatasi semua itu? Imam Al-Ghazali r.a telah menunjukkan jalannya sebagai berikut:


• Hendaklah seseorang itu berada di bawah pimpinan seorang guru, dia dapat melihat kekurangan-kekurangan dan keaiban-keaiban serta penyakit-penyakit murid yang dipimpinnya. Dengan demikian si guru dapat mengeluarkan hukum-hukum atau jalan-jalan apakah yang harus dijalani oleh murid agar penyakit-penyakitnya sembuh.
• Bergaul dengan teman yang mencintai kita dan berhati benar terhadap kita. Bergaul dengan teman itu ertinya, kita dapat diawasi olehnya mengenai hal keadaan kita dan pekerjaan kita. Andainya kita menyimpang dari landasan yang sebenarnya, maka si teman tidak segan-segan menegur dan menasihati.
• Penyakit-penyakit atau keaiban-keaiban orang lain menjadi pengajaran bagi kita, agar kita tidak mengerjakan penyakit-penyakit yang serupa.
• Hendaklah banyak mengambil faedah dari pergaulan sesama kita. Mana yang baik untuk diikuti, maka kerjakanlah. Dan mana yang buruk hindarkanlah, sebab tabiat kemanusiaan anatara satu dengan lain kadang-kadang saling berdekatan.


Demikian Imam Al-Ghazali dalam memberikan tuntutan dan nasihat kepada orang-orang sakit di mana segala penyakitnya itu dapat menjauhkannya dari Allah SWT. Bahkan dapat menjatuhkannya ke dalam kemarahan Allah SWT apabila si sakit tidak melaksanakan kewajipan-kewajipan selaku hamba terhadap Tuhannya.


Justeru, dalam kita menggali telaga kekurangan dan kelemahan yang terhimpun di dasar diri kita, maka lihatlah akan hikmat yang tersembunyi padanya. Jangan kita mengatakan bahawa Allah Ta'ala itu zalim kerana mengurniakan kelemahan pada hamba-Nya, tetapi renunglah bahawa dengan adanya kelemahan itu menjadikan “taqarrub” kita kepada Khaliq lebih bermakna. Maka sewajarnya kekurangan dan kelebihan yang terkumpul pada diri anak adam iti sisyukuri untuk menzahirkan rasa kehambaan dan kecintaan kepada Pencipta.

- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Headford Mews,,United Kingdom

Wednesday 9 November 2011

Proses kehidupan dan pelayaran

Hari demi hari di lalui tanpa sedar kita ini dlm proses samada menuju kearah kebaikan atau sebaliknya..semua org perlukan agama dan ingatlah bahwa agama Islam itu 'Addin' merangkumi segala2nya tentang kehidupan dunia dan bekalan akhirat...

Janganlah mudah kita terperangkap Oleh dakyah dunia yg syaitan..kerna mmg semua org tidak terlepas cengkamannya melainkan org2 yg beriman dan takwa kpd Allah Azwajalla...

Sekali silap tidak beerti akan silap selamanya dan tidak mungkin betul selamanya...kerna Allah maha kuasa yg tiada siapa dpt menghalang dan pertikai kekuasaan ini..

Setiap yg berlaku samada buruk atau baik adalah ketentuan dan sebagai hamba Allah harus berusaha dan takwa kpdNya..

Kadangkala org yg berduit tidak merasa nikmat spt org miskin yg bertakwa...melainkan mereka yg sedar kebesaranNya..

Lalai dan alpa mmg tidak pernah lekang setiap saat dan mohon kpd Allah supaya kita berada dlm landasan menuju keredhaanNya...Ya Allah sesungguhnya kau maha kuasa lg maha penyayang..bimbinglah hamba mu yg miskin dan marhaen ini...jgn la sesekali melepaskan diriku ini sendiri...kerana Aku tidak mampu mengawalnya ya Allah...ya Allah berikanlah perlindungan dan rahmat mu kpd keluarga kami yg kerdil ini...


- Posted using BlogPress from my iPhone

Location:Headford Mews,,United Kingdom

Saturday 16 July 2011

Menangani Fenomena Literalis Agama

Menangani Fenomena Literalis Agama
Disiarkan pada Jul 15, 2011 dalam kategori Dakwah
MENANGANI FENOMENA LITERALIS AGAMA
Prof Madya Dr Mohd Asri Zainul Abidin
(sertai facebook DrMAZA.com dan twitter realDrMAZa)

Rentetan dari isu demonstrasi aman di seluruh dunia Islam, telah terbit pelbagai fatwa yang kadang-kala bersifat partial ataupun berpihak. Ini bukan sahaja berlaku di Malaysia, tetapi juga berlaku di negara-negara Arab pasca kebangkitan rakyat. Dalam mempertahankan kuasa para pemerintah Arab semasa -yang sebahagian besar pemerintah itu korupsi dan zalim- muncullah kelompok agamawan yang membela mereka.

Malangnya, pembelaan itu datang dari mereka yang kelihatan ‘kuat beragama’. Dalam kalangan mereka itu ramai pula dari aliran salafi zahiri atau kelompok salafis literalist. Mereka ini memahami nas-nas al-Quran dan hadis secara literal dan menganggap urusan muamalat dan siyasah sama macam ibadah khusus yang tidak boleh dilakukan sebarang pembaharuan dan tokok tambah. Lantaran dari pemikiran ini, mereka membidaahkan perkara-perkara yang membabit urusan harian yang dilakukan atas kemaslahahan manusia.

Maka, mereka membidaah kewujudan persatuan, parti politik, demonstrasi, nasyid, seni rekaan dan pelbagai lagi. Jika fatwa-fatwa mereka ini diterima, maka dunia Islam pasti akan jumud dan kehidupan manusia menjadi sempit di bawah lembayung Islam.


Dipukul dan Dirampas
Lebih dahsyat lagi, apabila aliran ini dimanfaatkan oleh para pemerintah yang korupsi dalam dunia Islam. Ini apabila kelompok ini menafsirkan hadis-hadis politik secara literal yang seakan-akan Islam memberikan ‘lesen’ besar kepada pemerintah untuk melanyak rakyat dan rakyat pula diikat kaki, tangan dan mulut dengan nas-nas agama dari bertindak atau membantah. Lebih hodoh lagi, hanya nas-nas yang ‘kelihatan’ pro-pemerintah sahaja yang dibaca, diforumkan, diwar-war dalam pelbagai saluran, sedangkan nas-nas yang memberikan amaran terhadap kezaliman pemerintah tidak pula dicanangkan.


- Gambar Hiasan
Di Malaysia, kita dapat melihat fonomena ini semasa isu demonstrasi panas baru-baru ini dalam masyarakat. Di sini bukan bertujuan menyokong atau menentang demonstrasi aman, tetapi sekadar ingin membincangkan kefahaman sesetengah pihak mengenai hadis-hadis berkaitan.
Antara yang dibaca dan disebarkan dalam mempertahankan para pemerintah dan menghalang rakyat melakukan kritikan –sekalipun aman- ialah hadis Huzaifah r.a:
“Akan ada selepasku para pemimpin yang berpetunjuk bukan dengan petunjukku, bersunnah bukan dengan sunnahku, dan akan bangkit dalam kalangan mereka lelaki-lelaki yang jantung hati mereka seperti jantung hati syaitan dalam tubuh insan”. Kata Huzaifah: “Apa yang patut aku lakukan wahai Rasulullah, jika aku mendapati keadaan itu?”. Jawab baginda: “Dengar dan taat kepada ketua, sekalipun belakangmu dipukul, hartamu diambil, dengar dan taatlah” (Riwayat Muslim).
Hadis ini dijadikan hujah, sehingga ada yang berkata ‘jika pemerintah membunuh kaum-keluarga saya pun, saya tidak akan mendakwa pemerintah di mahkamah dunia’. Saya tidak dapat bayangkan jika semua orang Islam faham seperti itu, maka bermaharaja lelalah para pemerintah dunia Islam, menindas mereka. Tidak boleh dibantah bahkan tetap taat. Ketika dunia berusaha mempertahankan hak asasi manusia agar tidak dicemar, tiba-tiba kita pula menarik umat ke belakang dengan tafsiran yang literal seperti itu. Bayangkan jika seorang yang baru hendak mengenali Islam dihidangkan dengan kefahaman seperti itu, bagaimanakah mungkin beliau ingin melihat keindahan Islam dan keadilannya? Di manakah sabda Nabi s.a.w:
“Sesungguhnya manusia apabila melihat orang zalim, namun tidak menghalang tangannya, hampir Allah akan meliputi mereka dengan hukumanNya” (Riwayat Abu Daud, al-Tirmizi dan al-Nasai dengan sanad yang sahih).
Satu hadis tidak boleh dibaca secara berasingan tapi hendaklah melihat keseluruhan secara perbandingan dengan nas-nas yang lain. Jika tidak, penafsirannya akan cacat. Di situ adanya ilmu yang dinamakan Mushkil al-Hadith yang membincangkan hadis-hadis yang zahirnya kelihatan bercanggahan.
Hina dunia Islam hari ini, sekalipun Allah melimpahkan mereka dengan pelbagai kelebihan, adalah disebabkan salahguna harta rakyat dan ketidakadilan. Dalam beberapa sudut, pemimpin dunia Barat lebih amanah dan jujur kepada rakyat mereka dibandingkan apa yang ada di dunia Islam hari ini. Di mana pergi kekayaan minyak Arab? Bahkan, dari segi keadilan, kadang-kala haiwan di negara Barat lebih dibela dari seorang muslim yang hidup di dunia Islam; dipukul, dihina, dipenjara, bahkan dibunuh tanpa berani bersuara. Sedangkan Nabi s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya binasa mereka yang sebelum kamu kerana mereka itu apabila seorang yang dianggap ‘mulia’ dalam kalangan mereka mencuri dia dibiarkan. Apabila seorang yang lemah mencuri, mereka laksanakan hukuman ke atasnya. Demi Allah! Jika Fatimah binti Muhammad mencuri nescaya aku potong tangannya” (Riwayat al-Bukhari).
Jadi, sejak bila pula, Islam menyatakan jika pemerintah melakukan kezaliman kita hanya diam dan bersabar! Malang sekali jika manusia di Barat dan Timur yang tidak muslim menentang pelanggaran hak asasi rakyat, tiba-tiba ada kelompok agama dalam Islam yang menyatakan kezaliman pemerintah dihadapi dengan diam, sabar dan taat!
Huraian

- Gambar Hiasan
Hadis tentang taat dan patut sekalipun dirampas harta dan dipukul itu, ia merujuk kepada keadaan di mana jika penentangan dilakukan akan menyebabkan kerosakkan yang lebih besar seperti pemerintah akan membunuh atau memusnah orang lain yang tidak bersalah sedang kita tidak mampu memberikan sebarang kesan kepada mereka. Ini terutama di zaman dahulu yang terkenal dengan penumpahan darah. Begitu juga di bawah regim-regim yang zalim yang hanya merugikan para penentang dan negara secara umumnya.
Namun, apabila dunia berubah. Negara-negara terikat dengan peraturan antarabangsa mengenai hak asasi rakyat. Juga, apabila negara-negara itu meletakkan dalam perlembagaan mereka tentang hak-hak rakyat, dalam ertikata lain membantah pemerintah dalam negara demokrasi aman itu adalah sesuatu yang tidak boleh dianggap menentang negara kerana diiktiraf dan dijamin oleh perlembagaan negara dan persetujuan antarabangsa. Maka, konteks hadis sudah berbeza. Islam bukanlah agama yang memberikan lesen kepada pemerintah untuk berbuat apa sahaja dan rakyat wajib mendiamkan diri. Jangan bawa tafsiran zaman Abbasiyyah ke zaman yang sudah berubah.
Bagaimana mungkin rakyat tidak boleh membalaskan tindakan pemerintah melalui saluran keadilan dan tuntutan yang wajar, sedangkan dalam hadis, Nabi s.a.w sendiri sebagai pemerintah mengizinkan diri baginda dibalas. Ini seperti hadis yang diriwayatkan Ibn Ishak dalam sirahnya, ia disahihkan oleh al-Albani dalam al-Silsilah al-Sahihah bahawa ketika Rasulullah membetulkan saf perang Badr dengan anak panah baginda, lalu baginda mencucuk perut Sawad bin Ghaziyyah, maka Sawad berkata:
“Wahai Rasulullah! Engkau telah menyakitiku dan demi Allah yang mengutuskanmu dengan kebenaran dan keadilan, beriku untuk membalasnya”. Maka Rasulullah s.a.w pun menyingkap perut baginda dan bersabda: “Balaslah”. Lalu Sawad memeluk dan mencium perut Nabi s.a.w. Baginda bertanya: “Mengapa engkau buat begini wahai Sawad?”. Beliau menjawab: “Seperti yang engkau lihat, aku ingin agar saat akhir aku denganmu, kulitku menyentuh kulitmu”. Lalu Rasulullah s.a.w pun mendoakan kebaikan untuknya”.
Rasulullah s.a.w yang merupakan seorang nabi dan pemerintah, jauh lebih mulia dari semua pemerintah mengizinkan diri dibalas atas tindakannya, bagaimana mungkin ada pihak boleh menyatakan tindakan pemerintah tidak boleh dipertikai atau dibawa ke mahkamah, atau dibicarakan atau dituntut kesalahannya oleh rakyat! Alangkah dangkalnya penghujahan seperti itu. Ini boleh membawa kepada menolong kezaliman penguasa. Sedangkan Nabi s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya selepasku ini akan adanya para pemimpin yang melakukan kezaliman dan pembohongan. Sesiapa masuk kepada mereka lalu membenarkan pembohongan mereka dan menolong kezaliman mereka maka dia bukan dariku dan aku bukan darinya dan dia tidak akan mendatangi telaga (di syurga). Sesiapa yang tidak membenar pembohongan mereka dan tidak menolong kezaliman mereka, maka dia dari kalanganku dan aku dari kalangannya dan dia akan mendatangi telaga (di syurga)” (Riwayat Ahmad, al-Nasai dan al-Tirmii. Dinilai oleh al-Albani. (lihat: Ibn Abi ‘Asim, al-Sunnah, tahqiq: Al-Albani, hlm 337-339).
Erti Pemerintah
Jika pemerintah itu diberikan wewenang untuk memukul dan mengambil tanpa dipersoalkan, apakah ertinya sesuatu pemerintahan itu? Apakah mereka seperti penzalim dan perompak berlesen yang dilindungi oleh nas-nas agama? Maha Suci Allah dari menurunkan agama yang seperti itu! Sebaliknya dalam agama ini kemuliaan muslim seperti yang disebut oleh Nabi s.a.w:
“Sesungguhnya darah kamu, harta kamu, maruah kamu adalah haram antara kamu (untuk dicemari), seperti haramnya (mencemari) hari ini (hari korban), bulan ini (bulan haram) dan negeri ini (Mekah). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Sebab itu, sehingga dalam bab bughah iaitu mereka yang keluar memerangi pemerintah dengan senjata, al-Imam Abu Ishaq al-Shirazi menyebut:
“..jangan dimulakan peperangan sehinggalah ditanya mereka apa sebab mereka bertindak balas demikian. Jika mereka menyebut tentang sesuatu kezaliman, maka hendaklah diatasinya, jika mereka menyebut sesuatu sebab yang boleh diselesaikan, hendaklah diselesaikan. Jika mereka menyebut sesuatu kekeliruan, dihilangkan kekeliruan itu. Ini disebabkan firman Allah: “Hendaklah kamu damaikan keduanya..” (Al-Majmuk Syarh al-Muhazzab, 19/195, Beirut: Dar al-Fikr).
Bahkan kitab-kitab fiqh menyebut bahawa harta bughah itu tidak boleh dirampas, yang cedera tidak boleh ditangkap dan yang lari tidak boleh diburu. Ini disebut dalam pelbagai kitab fekah seperti al-Majmu’ dalam Mazhab al-Syafii, al-Mughni dalam Mazhab Hanbali dan lain-lain. Demikian, bughah yang bersenjata, diberikan hak dalam politik islami, bagaimana mungkin rakyat yang tidak bersenjata dibiarkan dipukul dan dirampas harta mereka tanpa boleh membantah?! Fonomena literalis boleh mengelirukan!


- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Bath St,,United Kingdom

Bersih 2.0 (Pengalaman Khalid Samad)

Pengalaman saya bersama Perhimpunan BERSIH 2.0 bermula pada jam 11 pagi apabila saya dengan seorang teman dari PAS Shah Alam menuju ke Kuala Lumpur. Pada mulanya kami mencuba Lebuh Raya Persekutuan. Ianya sesak dari sebelum Tol Batu 3. Kami cuba pintas melalui Glenmarie. Trafik sesak di hadapan kilang pengedar kereta BMW. Kami memutuskan untuk berpusing balik dan mencuba pula melalui ELITE/PLUS menuju ke KLIA. Masuk di Batu 3, keluar di Tol USJ. Seterusnya menuju ke arah Puchong. Seterusnya kami menyusuri Jalan Gasing dan melalui kawasan Universiti Malaya sehingga keluar di Jalan Pantai. Dari situ terus menuju ke KL Sentral.

Sekatan jalan oleh polis di merata tempat. BN menyusahkan rakyat semata-mata kerana hendak menghalang program yang menegur mereka. Turut bersimpati dengan pihak polis, berpanas dan mendapat sumpahan rakyat berbakul-bakul semata-mata kerana UMNO/BN. Hanya pencuri dan BN yang bergembira dengan penggunaan polis secara sebegini. Tetapi, kalau difikirkan, memang terdapat persamaan di situ. Pencuri mencuri secara ‘illegal’, BN mencuri harta rakyat melalui cara ‘legal’.

Setibanya kami di jalan Brickfields, saya turun di tepi jalan dan berjalan kaki menuju ke KL Sentral. Terserempak dengan sahabat bermotosikal dan membonceng ke hadapan kawasan KL Sentral. Berjalan kaki pula menuju ke Hotel Hilton yang berada di sebelahnya. Saya berjalan berhampiran beberapa anggota polis tetapi mungkin oleh kerana saya bertegur sapa seorang pelancong dari Australia dan bersembang sambil berjalan dengan beliau, mereka tidak perasan akan saya. Mungkin juga saya dianggap sebagai ‘pemandu pelancong’ ataupun tourist guide.

Saya masuk ke Hotel Hilton dan dari lobi, terus menuju ke atas untuk bersama pimpinan. DSAI telahpun berada di situ bersama Dato Ambiga dan Lim Kit Siang. Beberapa pimpinan PAS juga sudah di situ apabila saya sampai. TG Hj Abdul Hadi sampai pada jam 1 tengah hari. PC dibuat dan mereka menyatakan secara jelas apa itu BERSIH 2.0 dan matlamat yang ingin dicapai. PR juga menyatakan sokongannya terhadap BERSIH 2.0.

Selepas solat Zohor yang diimamkan TG Hj Abdul Hadi kami mula bergerak ke bawah. Sampai sahaja kami ke Lobi, pelanggan di restoran di kawasan Lobi hotel itu tiba-tiba berdiri dan menepuk tangan menunjukkan sokongan. Termasuk pelancong-pelancong yang mengikuti perkembangan Negara, mereka semua faham apa yang kami inginkan akan membawa kebaikan untuk Negara. Hanya UMNO tidak mahu faham kerana mereka lebih pentingkan kebaikan diri mereka sendiri!
Ada dikalangan pelanggan, bangun untuk turut bersama. Sambil menunggu tadi, mereka minum di restoran hotel, membawa business juga pada hotel tersebut nampak gaya!

Kami keluar pintu utama Hotel dan terus tuju ke bangunan KL Sentral. Sambil keluar saya menoleh ke belakang dan mata saya mengesahkan, tiada meja yang diterbalikkan, tiada kerusi yang dicampak dan tiada bahagian yang dibakar di Hotel Hilton! Kami himpunan aman, bukan perusuh.

Sambil keluar saya melihat hari sedang hujan. Hujan rahmat yang akan mengurangkan kesan keperitan gas pemedih mata, terfikir saya. Bila tiba di salah satu pintu masuk KL Sentral, ada anggota polis yang cuba menghalang kami dari masuk, tetapi tidak berjaya. Kami masuk ke dalam dan tiba-tiba, orang ramai yang berada di dalam bersorak menyambut ketibaan kami. Jumlah yang asalnya hanya berpuluh, tiba-tiba disertai ramai yang telah berada di dalam, menjadi beratus! Kami terus mara dan keluar dari bangunan KL Sentral, dibawa melalui tangga besi ke tingkat bawah.

Yang menyertai kami di KL Sentral terdiri dari rakyat biasa yang menyokong kami. Mereka menunggu kami dan sambil menunggu, mereka membeli minuman dan makanan di kedai-kedai di KL Sentral. Semasa mereka bangun untuk menyertai kami, tiada kedai yang dibakar, kerusi yang dibaling atau meja yang dipecahkan. Kerana kami berhimpunan secara aman yang ingin menuntut pilihan raya yang adil dan bersih, bukan perusuh. Kami ingin lawan melalui pilihan raya, bukan melalui huru hara. Itu sebab pilihan raya perlu adil dan bersih.

Di tingkat bawah, kami berada di kawasan yang bagaikan sebuah terowong, kiri kanan berdinding. Mereka yang di depan membawa kami terus mara lagi menuju ke jalan keluar untuk ke Stadium Merdeka. Bila sampai di pintu ‘terowong’ tiba-tiba kelihatan satu barisan anggota FRU menghalang jalan. Kami berada lebih kurang 20 meter dari mereka. Kami berhenti, pimpinan berada di saf hadapan. Saya di saf yang ketiga. Tiba-tiba berbunyi siren dari belakang. Landrover FRU menuju ke arah kami dari belakang, inginkan laluan untuk ke depan. Kami memberinya laluan tanpa apa-apa tindakan khianat dari pihak kami.

Setelah landrover tersebut berada di hadapan, saya menoleh ke belakang, ingin melihat sekiranya ada pasukan FRU yang sedang mara ke arah kami. Orang sudah ramai, beresak-esak, dalam keadaaan kebimbangan kerana kami terperangkap dalam terowong tanpa adanya jalan keluar. Di depan FRU dan di belakang pun sudah begitu. Kami datang bukan untuk berentap dengan FRU tetapi BN menghantar FRU untuk menyerang kami.

Tiba-tiba saya mendengar bunyi tembakan dan dengan serta-merta, cermin-mata saya terpelanting ke depan. Asap gas pemedih mata mula berkepul-kepul. Tembakan datang dari depan dan belakang. Pada saat itu saya terfikir saya perlu mencari cermin-mata kerana semua menjadi kabur tanpanya. Tetapi suasana kelam kabut menyedarkan saya bahawa itu tidak mungkin saya lakukan. Gas pemedih mata mula terhidu. Saya teringat beg plastik yang berada di dalam kocek seluar saya dan dengan segera membukanya sehingga dipenuhi udara serta bernafas melaluinya dengan menutup hidung dan mulut saya dengannya. Beg plastik itu adalah pembalut baju BERSIH 2.0 yang diberikan kepada saya semasa diatas.

Pada ketika itu saya tidak sedar bahawa kepala saya terkena kelonsong gas pemedih mata dan sudah mula berdarah. Saya bersama rakan saya dari Shah Alam, saudara Zainal, yang ditugaskan untuk menemani saya, bergegas ke belakang dan ternampak ‘lubang’ di tepi dinding di sebelah kanan kami. Kami menuju ke lubang tersebut.

Sambil ke sana saya melihat A. Samad Said terduduk tersandar di tepi dinding. Beliau orang lama, pasti umurnya lebih 70 tahun. Dia tentu tidak mampu untuk beredar dari terowong yang semakin penuh dengan gas pemedih mata. Turut kelihatan beberapa pemuda yang duduk bersama beliau.

Semasa sidang akhbar sebentar tadi A. Samad Said turut bercakap. Beliau berkata, telah tiba masanya untuk sasterawan terlibat dalam pencorakan Negara kerana kerosakan yang semakin melanda. Saya kagum dengan beliau. Kebiasaannya, orang seperti dia akan berehat di rumah, bermain dengan anak cucu. Malangnya kebobrokan pemerintah memaksa beliau ke jalan raya, walaupun sudah cukup berusia. Mengapa? Kerana dia tidak ingin mewariskan kepada yang muda suatu negara yang hancur dan budaya politik yang muflis dari segi akhlak dan amanah! Celaka BN kerana merampas ketenangan zaman usia emas darinya!

Kelihatan juga beberapa wanita yang terduduk di atas jalan, tercungap-cungap kepedihan, hadiah dari BN yang ingin terus mempertahankan proses pilihan raya yang kotor. Mereka sedar akan risikonya tetapi mereka ingin juga melihat perubahan dan keadilan. Apa akan mereka warisi sekiranya kepincangan diteruskan dan kekayaan negara terus disalah-gunakan? Oleh itu mereka datang walaupun tahu kemungkinan mereka akan dilayani sebegitu rupa oleh BN.

Pada ketika itu saya tersedar bahawa beg plaktik yang saya bernafas melaluinya sudah mula basah, berisi dengan sesuatu cecair yang berwarna gelap. Sahabat saya lantas memberitahu saya bahawa saya telah terluka di bahagian kepala. Beg plastik dipenuhi darah!

Saudara Zainal membawa saya terus menuju ke lubang yang kelihatan tadi. Terpaksa kami melalui di bawah dua batang paip air untuk sampai ke lubang tersebut. Sebaik sahaja melalui lubang itu, kami dapati kami memasuki kawasan pembinaan. Ada beberapa pekerja di situ. Kami bertanya jalan keluar dan dengan segera mereka menunjukkan kami jalan untuk melepas diri.

Zainal meminta saya berhenti dan baju Bersih 2.0 yang saya pakai di atas baju T-shirt saya digunakan untuk membalut kepala saya untuk mengurangkan pendarahan. Pada masa itu kelihatan baju saya penuh dengan kesan darah. Saya duduk sambil dia dan beberapa lagi rakan seperjuangan membalut kepala saya. Ada bersama pemuda dari kawasan Selayang. Ada juga pemuda dari Sarawak! Pemuda dari selayang memberikan saya tuala kecil yang sudah dibasahkan untuk membersihkan muka dari kesan darah.

Sambil itu semua dilakukan, dua orang lagi pemuda keluar dari kawasan pembinaan tersebut untuk mendapatkan teksi untuk saya. Bila ada teksi ditahan, maka mereka memanggil saya untuk menaiki teksi tersebut. Zainal menutup kepala saya dengan beg plastic kuning yang dia bawa bersama. Takut luka dibasahi hujan. Pemuda Sarawak memberi pula jaket hitamnya untuk menutup kepala saya juga, takut air hujan akan membasahi luka saya.

Saya dan Zainal menaiki teksi dan meminta pemandu membawa kami ke Hospital. Pemandu itu melihat pada saya dan terus menyedari saya salah seorang yang menyertai perhimpunan BERSIH. Dia nampak saya sedang cedera dan dengan segera dia membawa kami pergi. Sambil dalam perjalanan dia cukup berhati-hati, mengelak kawasan yang dijaga polis.

Setibanya kami di Hospital, di bahagian kecemasan, saya dibawa untuk bertemu doktor yang bertugas. Pembantu Hospital (HA) ramai bertanya akan keadaan di Kuala Lumpur sambil menunjukkan sokongan mereka terhadap apa yang diusahakan. Sambil berbincang saya dicucuk dengan cucukan anti-tetanus, tekanan darah dibaca dan keadaan jantung diperiksa melalui ECG. Orang biasa yang berada di hospital turut bertanya apa yang sedang berlaku. Sambil menunggu keluarga mereka yang dirawat, sokongan mereka terhadap apa yang dituntut oleh BERSIH jelas disuarakan.

Ada seorang peserta himpunan aman BERSIH yang cedera telah tiba di Hospital sebelum saya. Beliau lagi parah. Kelongsong gas pemedih mata terkena di dadanya dan melantun ke atas melanggar dagunya. Tulang dagunya patah menyebabkan dia tidak boleh bercakap dengan jelas.

Para doktor dan jururawat yang merawat saya begitu bersimpati dengan usaha kami. Sambil menjahit luka saya setelah kepala di x-ray, ada yang bertanya kehairanan terhadap cara perhimpunan itu ditangani. “Apa salahnya? Kenapa tidak dibenarkan sahaja? Apa yang diminta sememangnya patut” kata salah seorang doktor sambil menjahit 6 jahitan dikepala saya. “Kami sokong, tapi terpaksa menikus” katanya lagi.

Itulah Malaysia, negara kesayangan kita semua. Bumi di mana golongan bijak pandai ditakut-takutkan. “Kalau bersama himpunan BERSIH, tindakan akan diambil! Semua pegawai kerajaan diharamkan untuk berserta! Mahasiswa, mahasiswi, pensyarah, cikgu-cikgu, kalau terlibat, nahas kamu!” kata-kata perangsang pemerintah yang memerintah melalui penindasan dan ugutan. Ya Malaysia, bukannya Myanmar ataupun Kampuchea di bawah Pol Pot. Kehebatan negara ini dan segala kelebihannya hancur di tangan pemerintah yang mementingkan diri.

Itulah sebabnya perubahan itu perlu. Perubahan demi membebaskan Malaysia dari barisan pemimpin yang sudah lupa diri, tenggelam dalam harta dan kemewahan yang dicuri dari rakyat. Ianya hanya dapat dilakukan sekiranya pilihan raya itu adil dan bersih. Itulah sebabnya mengapa usaha BERSIH perlu diteruskan.

Pada masa itu waktu sudah pukul empat petang. Saya menerima sms bahawa TG Hj. Abd Hadi telah ditahan. DSAI dihantar ke hospital kerana turut cedera. Lebih kurang 1,400 orang ditahan polis. Tetapi, LKS tidak mampu ditahan polis walaupun beliau ‘separuh rabun’ kerana baru sahaja menjalani pembedahan mata! Sedangkan beliau bersama di saf hadapan. Adakah ini merupakan sebahagian dari tipu muslihat mereka? Ingin ditonjolkan kononnya bahawa hanya Melayu sahaja yang terlibat sambil mengelakkan kemarahan masyarakat Cina?

Namun demikian, maklumat seterusnya yang saya terima melalui SMS menyatakan, himpunan BERSIH 2.0 berjaya dihadiri berpuluh ribu rakyat berbilang kaum di beberapa tempat termasuk di Stadium Merdeka dan Pudu Raya! Sambil itu, perhimpunan turut diadakan di beberapa bandar utama di serata dunia!

Saya kembali ke rumah selepas itu, walaupun perit gas pemedih mata masih terasa dan luka di kepala masih menyengit, tetapi hati tetap gembira dengan kejayaan perhimpunan tersebut. Saya kemudiannya dikunjungi beberapa sahabat yang kembali dari Kuala Lumpur. Mereka menceritakan pengalaman mereka sambil ingin tahu keadaan saya. Semua merasa bangga dengan kejayaan perhimpunan tersebut dan tiada sesiapa, termasuk saya, merasa kesal kerana telah bersama. Ini adalah kerana, kami telah turut menyertai suatu perhimpunan yang telah melakar sejarah dalam mencorak masa depan tahah air. InsyaAllah, angin perubahan kencang akan terus kekal bertiup di bumi Malaysia ini!

WaLlahu 'Alam
KHALID SAMAD



- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Bath St,,United Kingdom

Amalan dan Fadhilat Syaaban (Dr. Maza)

Tentang Kesahihan Amalan Dan Fadilat Syaaban
Disiarkan pada Jul 23, 2010 dalam kategori Fatwa


Soalan: al-Fadil Dr Asri yang dikasihi, sekarang kita berada dalam Bulan Syaaban. Apakah amalan yang patut kita lakukan. Saya dengar macam-macam pendapat. Ada kata banyak amalan Bulan Syaaban yang dibuat orang itu tidak ada dalil. Contohnya malam Nisfu Syaaban. Ada kata palsu. Ada kata memang ada dalil. Saya baca di internet pun macam-macam pandangan. Saya ingin beramal dengan amalan yang betul. Bolehkah Dr Asri huraikan?

Anisah, Bangi.

Jawapan Dr MAZA: Saudari Anisah yang dikasihi, sikap saudari yang ingin memastikan ketepatan amalan amat dipuji. Agama ini bukan diikuti tanpa dipastikan kesahihan, atau diikuti tanpa faham. Agama berpaksikan dalil yang diiktiraf. Sesuatu yang tidak berasaskan sumber yang sah iaitu al-Quran dan hadis-hadis yang sabit (authentic) tidak boleh disandarkan kepada Islam. Dalam masa yang sama, tidaklah pula kita mudah menafikan sesuatu perkara dengan menyatakan ia bukan dari ajaran Islam, sebelum kita benar-benar pasti memang tidak wujud dalil dalam hal tersebut. Mengenai soalan saudari, saya jawab berdasarkan perkara-perkara berikut;

1. Hadis-hadis yang berhubung kelebihan atau amalan pada Bulan Syaaban, ada yang sabit dan ada yang tidak. Bahkan terdapat juga amalan-amalan Bulan Syaaban yang diamalkan oleh sesetengah masyarakat itu, hanya ikutan yang tidak mempunyai apa-apa sumber. Ini seperti amalan sesetengah masyarakat yang membuat juadah khas Bulan Sya’ban dan seumpamanya. Banyak buku-buku yang dijual tentang kelebihan Rejab dan Syaaban itu tidak berasaskan hadis-hadis yang sahih.
2. Dalam sejarah ilmu hadis, ramai pemalsu hadis memang gemar membuat hadis-hadis palsu yang berkaitan dengan fadilat-fadilat. Ini seperti mereka mengada-adakan fadilat-fadilat bulan tertentu, surah tertentu dan seumpamanya. Mereka akan mengaitkannya pula dengan amalan tertentu seperti solat khusus, doa khusus, puasa khusus pada hari atau bulan yang dikaitkan dengan fadilat itu. Sebab itulah al-Imam Ibn al-Salah ( meninggal 643H) menyebut:
“Ada beberapa golongan yang membuat hadis palsu, yang paling bahaya ialah puak yang menyandarkan diri mereka kepada zuhud (golongan sufi). Mereka ini membuat hadis palsu dengan dakwaan untuk mendapatkan pahala. Maka orang ramai pun menerima pendustaan mereka atas thiqah (kepercayaan) dan kecenderungan kepada mereka. Kemudian bangkitlah tokoh-tokoh hadis mendedahkan keburukan mereka ini dan menghapuskannya. AlhamdulilLah”.( Ibn al-Salah, `Ulum al-Hadis, m.s. 99, Beirut: Dar al-Fikr al-Mu`asir).
3. Antara hadis palsu yang direka mengenai bulan-bulan:
“Rejab bulan Allah, Syaaban bulanku dan Ramadhan bulan umatku”. Ini adalah hadis palsu yang direka oleh Ibn Jahdam (meninggal 414H) (lihat: Ibn Qayyim al-Jauziyyah, al-Manar al-Munif fi al-Sahih wa al-Dha`if, m.s. 95, Halab: Maktab al-Matbu`at al-Islamiyyah).
Beliau adalah seorang guru sufi di Mekah. Dia juga dituduh membuat hadis palsu mengenai solat Raghaib iaitu solat pada jumaat pertama bulan Rejab( lihat: al-Imam al-Zahabi, Mizan al-`Itidal fi Naqd al-Rijal,. 5/173, Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyyah).
Kata al-Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah (wafat 751H):
“Hadis-hadis mengenai solat Raghaib pada jumaat pertama bulan Rejab kesemuanya itu adalah palsu dan dusta ke atas Rasulullah s.a.w. Begitu juga semua hadis mengenai puasa bulan Rejab dan solat pada malam-malam tertentu adalah dusta ke atas Nabi s.a.w. Demikian juga hadis-hadis mengenai solat pada malam Nisfu Syaaban (kesemuanya adalah palsu). Solat-solat ini direka selepas empat ratus tahun munculnya Islam”. (Ibn al-Qayyim, al-Manar al-Munif, m.s. 95-98).
4. Namun tidak boleh dinafikan bahawa di sana juga terdapat hadis-hadis yang sahih mengenai kelebihan Bulan Sya’ban. Antaranya apabila bertanya Usamah bin Zaid Nabi s.a.w mengapa baginda banyak berpuasa pada Bulan Syaaban, Nabi s.a.w menjawab:
“Syaaban antara Rejab dan Ramadan, manusia lalai mengenainya. Padanya (Bulan Syaaban) diangkat amalan hamba-hamba Allah. Aku suka tidak diangkat amalanku, melainkan aku dalam keadaan berpuasa” (Riwayat al-Nasai, dinilai hasan oleh al-Albani dalam Silsilah al-Sahihah 4/522).
Aisyah r.aha juga menyebut:
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah s.a.w berpuasa dalam bulan lain lebih daripada puasa Syaaban. Baginda pernah berpuasa Syaaban sepenuhnya, kecuali hanya beberapa hari (tidak puasa)” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
5. Hadis-hadis yang disebut di atas dan riwayat-riwayat yang lain menunjukkan kita amat digalakkan berpuasa sunat pada Bulan Syaaban. Perbuatan berpuasa pada Bulan Syaaban adalah sunnah yang sabit daripada Nabi s.a.w. Amalan sebahagian masyarakat yang suka berpuasa pada Bulan Syaaban adalah amalan soleh.
6. Adapun Nisfu Syaaban, atau pertengahan Syaaban (15 haribulan), terdapat hadis yang sahih tentang kelebihannya di samping banyak hadis palsu mengenainya. Juga tidak terdapat hadis yang sabit mengenai amalan khusus seperti solat khas pada malam tersebut. Kata al-Imam al-Nawawi (meninggal 676H) dalam kitabnya yang masyhur al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab:
“Solat yang dikenali dengan solat al-Raghaib iaitu dua belas rakaat ditunaikan antara Maghrib dan Isyak pada Jumaat pertama Bulan Rejab, juga Solat Malam Nisfu Syaaban sebanyak seratus rakaat; kedua-dua solat ini bidah lagi mungkar yang jelek. Jangan kamu terpengaruh disebabkan keduanya disebut dalam Kitab Qut al-Qulub dan Ihya ‘Ulum al-Din. Jangan juga terpengaruh dengan hadis yang disebut dalam dua kitab berkenaan kerana kesemuanya palsu. Jangan kamu terpengaruh dengan sesetengah imam yang keliru mengenai kedudukan hadis-hadis kedua solat berkenaan” (4/56. Beirut: Dar al-Fikr).
Al-Imam al-Syaukani (meninggal 1250H) menyebut dalam al-Fawaid al-Majmu’ah fi al-Ahadith al-Maudu’ah:
“Telah diriwayatkan mengenai solat malam Nisfu Syaaban dari pelbagai riwayat, kesemuanya batil lagi palsu” (ms 72. Mekah: Maktabah Mustafa Baz).
7. Pun begitu tidak dinafikan ada hadis yang sahih Nabi s.a.w menyebut:
“Allah melihat kepada hamba-hambaNya pada malam nisfu Syaaban, maka Dia ampuni semua hamba-hambaNya kecuali musyrik (orang yang syirik) dan yang bermusuh (orang benci membenci) (Riwayat Ibn Hibban, al-Bazzar dan lain-lain. Al-Albani menilai sahih dalam Silsilah al-Ahadith al-Sahihah 3/135).
Maka, sewajarnya apabila hal ini diberitahu oleh Nabi s.a.w, maka kita melakukan amalan-amalan yang soleh pada malam berkenaan dan mengelakkan apa yang Allah benci. Syirik dan permusuhan antara muslim adalah sebab seseorang itu tidak diampunkan. Selain itu dua dosa tersebut, mudah-mudahan kita semua diampunkan.
8. Dr Yusuf al-Qaradawi ada mengulas tentang amalan malam Nisfu Syaaban dengan katanya:
“Tidak pernah diriwayatkan daripada Nabi s.a.w. dan para sahabat bahawa mereka berhimpun di masjid untuk menghidupkan malam nisfu Syaaban, membaca doa tertentu dan solat tertentu seperti yang kita lihat pada sebahagian negeri orang Islam. Bahkan di sebahagian negeri, orang ramai berhimpun pada malam tersebut selepas maghrib di masjid. Mereka membaca surah Yasin dan solat dua raka`at dengan niat panjang umur, dua rakaat yang lain pula dengan niat tidak bergantung kepada manusia, kemudian mereka membaca do`a yang tidak pernah dipetik dari golongan salaf (para sahabah, tabi`in dan tabi’ tabi`in). Ianya satu doa yang panjang, yang menyanggahi nas-nas (al-Quran dan Sunnah) serta bercanggahan dan bertentangan pula isi kandungannya…perhimpunan (malam nisfu Syaaban) seperti yang kita lihat dan dengar yang berlaku di sebahagian negeri orang Islam adalah bidah dan diada-adakan. Sepatutnya kita melakukan ibadat sekadar yang dinyatakan dalam nas. Segala kebaikan itu ialah mengikut salaf, segala keburukan itu ialah bidah golongan selepas mereka, dan setiap yang diadakan-adakan itu bidah, dan setiap yang bidah itu sesat dan setiap yang sesat itu dalam neraka” (Dr. Yusuf al-Qaradawi, Fatawa Mu`asarah, 1/382-383, Beirut: Dar Uli al-Nuha, Beirut).
9. Namun begitu, janganlah kita terlalu cepat menghukum. Apa yang disebut oleh Dr al-Qaradawi itu adalah kaedah umum. Sesuatu masyarakat atau seseorang individu mungkin mempunyai keuzuran yang tersendiri. Kemungkinan mereka tidak tahu, atau mereka dihalang ilmu untuk sampai kepada mereka dan seumpamanya. Kemungkinan besar jika mereka tahu, mereka tidak akan melakukan hal yang demikian. Tujuan mereka baik, cuma cara sahaja yang wajar dibaiki. Galakan berdoa dan memohon keampunan pada malam Nisfu Syaaban ada asasnya. Penentuan cara sedemikian itu, tidak ditunjukkan oleh nas yang sahih.


- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Bath St,,United Kingdom

Sunday 19 June 2011

Ibuprofen Vs Paracetamol

Ibuprofen, or Motrin, contains an anti-inflammatory agent, which paracetamol does not. Ibuprofen is better as a pain reliever when a there is muscular pain due to injury or inflammation- such as a strain, sprain, or arthritis. It has a certain amount of anti-pyretic qualities, which also make it useful for controlling fevers. Paracetamol, acetominaphen and Tylenol are all the same drug. They are excellent for non-aspirn control of fevers, and have some pain relieving qualities as well. They do not have any effect on inflammation or inflammatory processes though. For the garden variety headache, either would be effective. For fever control, they can be taken alternately to provide constant fever supression so long as each drug is taken alternately every 2 hours, so that the individual doses remain four hours apart. They are both proven safe to use with children, with both drugs having child appropriate dosages available in liquid and tablet form. One needs to be more cautious of overdose potential with paracetemol than ibuprofen, though it is possible to overdose with either drug. Taken as directed this in not usually a problem.
A general guide for deciding which to take is to determine if the pain involves muscles or injury to muscles. Ibuprofen is more effective at relieving headaches due to tension, than paracetamol, for cramps, strains and sprains, and back or joint pain, since more often than not inflammation is involved. If the problem is strictly fever, or if the pain is not due to muscles, then paracetamol can be equally effective. Large doses of either should be taken with food or milk to help prevent gastric upsets. And both can be taken in conjunction with one another without worrying about a drug interaction. In fact, paracetimol and ibuprofen are used with opiates like codeine to manage severe pain because they will allow less codeine to be needed. Tylenol #3 is the most familiar use of this combination- paracetamol and codeine are quite common after surgery and dental extractions.


- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Sheffield,United Kingdom

Wednesday 15 June 2011

Perkahwinan dengan bukan Islam


Hukum wanita Islam berkahwin lelaki Kristian
Oleh: DR. ABDUL HAYEI BIN ABDUL SUKOR (Akademi pengajian Islam)
SOALAN: Saya mempunyai teman lelaki beragama Kristian. Justeru pengetahuan agama saya agak cetek, saya terus hanyut dengan teman lelaki itu. Ini tidak bermakna saya mengamalkan ajaran Kristian. Saya tetap bersama Islam, cuma saya tidak mengamalkan gaya hidup Islam sahaja.
Soalan saya, bolehkah saya kahwin dengan lelaki beragama Kristian itu tanpa dia memeluk Islam. Saya keliru kerana ada orang mengatakan lelaki beragama islam harus kahwin wanita beragama Kristian, tetapi tidak harus sebaliknya. Harap tuan jelaskan hukum sebenarnya. - SARAH, Sungai Tua, Selangor.
JAWAPAN: Saya berasa dukacita kerana anda merelakan diri anda untuk berteman lelaki seorang Kristian sehingga hanyut dibawa arus. Walaupun anda masih tetap bersama Islam, tetapi saya tidak ketahui setakat mana anda dihanyutkan teman lelaki itu. Saya harap anda pulang segera ke pangkal jalan, makin segera makin baik bagi anda.
Di samping berdukacita, saya masih mampu juga bersyukur kepada Allah kerana anda tidak mengamalkan ajaran Kristian, tetapi saya sedih kerana anda tidak juga mengamalkannya gaya hidup Islam. Mungkin ertinya tidak bersembahyang dan tidak menunaikan rukun Islam yang diwajibkan.
Dalam situasi ini ada sedikit kebaikan jika anda cuba pengaruhi lelaki itu supaya dia memeluk Islam. Jangan merelakan diri anda dipengaruhinya, kemudian bolehlah dibincangkan soal perkahwinan. Jika dia benar-benar meminati anda, nescaya dia bersedia melakukan apa sahaja yang anda sukai.
Sebagai seorang wanita beragama Islam, anda tidak dibenarkan sama sekali menjadi isteri kepada lelaki bukan Islam sekalipun dia merupakan seorang penganut agama Kristian kerana dibimbangi nanti dia akan mempengaruhi anda supaya menukar agama.
Sesebuah rumah tangga hendaklah didirikan di atas asas-asas kebahagiaan dan kerukunan, di atas prinsip keimanan dan ketakwaan. Islam meragui bagaimana keamanan boleh diwujudkan dalam sebuah rumah tangga yang isterinya beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w. sedang suami memusuhinya. Lambat laun sama ada rumah tangganya runtuh atau isteri secara paksa atau sukarela akan menurut agama suaminya.
Lain halnya dengan suami yang beragama Islam, berkahwin dengan wanita ahli kitab (beragama langit). Suami ini tetap beriman kepada nabi-nabi Isa dan Musa yang diimani oleh penganut agama Yahudi dan Kristian. Pasangan mungkin beroleh kebahagiaan sepenuhnya kerana suami tidak perlu memaksa isteri menurut agamanya. Hanya jika isteri yang beragama Kristian atau Yahudi itu menyatakan kesediaannya beragama Islam, maka itulah yang diharap-harapkan dan selesailah masalahnya.
Rujukan perkahwinan antara pasangan berlainan agama ini, antaranya ialah firman Allah yang bermaksud: Dan jangan kamu berkahwin dengan perempuan-perempuan kafir musyrik sebelum mereka beriman memeluk Islam dan sesungguhnya seorang hamba perempuan yang beriman itu lebih baik daripada perempuan kafir musyrik (al-Baqarah: 221).
Islam tidak membenarkan perkahwinan antara seorang muslim dengan wanita kafir musyrik (penyembah berhala) kerana perbezaan akidah antara pasangan ini terlalu jauh. Mereka berbeza tentang hari akhirat, syurga, neraka, dosa dan pahala, kira-kira sukar untuk dicari jalan damai antara mereka padahal perkahwinan itu suatu usaha bagi mencari kedamaian.
Islam juga melarang wanitanya mengahwini lelaki bukan Islam, seperti dinyatakan terdahulu, kerana Islam tidak membuka jalan bagi orang kafir berkuasa terhadap orang Islam. Jika jalan perkahwinan dibuka kepada bukan Islam dengan membenarkan mereka mengahwini wanitanya bermakna tiada halangan bagi bukan Islam berkuasa terhadap orang Islam, sedangkan Allah berfirman yang bermaksud: Dan Allah tidak sekali-kali memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman (an-Nisa': 141).
Perkahwinan antara lelaki muslim dengan wanita ahli kitab, Islam membenarkannya. Ini selaras dengan pandangan khas Islam terhadap kafir kitabi, sekalipun telah diketahui mereka telah mengubah kandungan kitab suci mereka sejak awal-awal lagi.
Dalam konteks perkahwinan, wanita ahli kitab dibahagikan kepada dua iaitu:
1. Wanita yang tinggal dan menjadi warganegara kepada sebuah negara Islam. Wanita ini juga disebut ahl al-zimmah (kafir yang tertakluk kepada pemerintahan Islam). Ulama berpendapat lelaki beragama Islam harus kahwin dengan wanita ini.
2. Wanita ahli kitab yang tinggal dan menjadi warganegara kepada negara bukan Islam. Ulama sepakat berpendapat lelaki beragama Islam tidak harus berkahwin dengan wanitanya kerana kedudukannya lebih kuat, mungkin pengaruhnya juga lebih besar.
Sejarah menunjukkan terdapat beberapa orang sahabat rasulullah s.a.w. mengahwini wanita ahl al-zimmah yang tinggal di bawah pemerintahan Islam, antaranya Uthman ibn Affan. Beliau mengahwini Nailah bt al-Farafisah seorang wanita penganut agama Kristian yang kemudian memeluk Islam.
Sejarah juga meriwayatkan Huzaifah ibn al-Yaman berkahwin seorang wanita Yahudi dari al-Mada'n, Iraq. Demikian juga dengan Jabir ibn Abdullah yang mengahwini wanita beragama Yahudi atau Nasrani pada masa pembukaan Kufah ketika pemerintahan Saad ibn Abu Waqqas (Wahbah al-Zuhayli, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, 7/153).
Ada hikmat mengapa Islam membenarkan lelaki Islam berkahwin wanita Yahudi atau Nasrani tetapi tidak membenarkan sebaliknya, kerana seorang lelaki muslim beriman kepada semua rasul dan mempercayai prinsip-prinsip asas yang dibawa mereka. Akidah isterinya yang belum Islam itu tidak dibimbangi. Sebaliknya lelaki ahli kitab tidak mengiktiraf agama dan nabi yang dianuti isterinya yang beragama Islam.
Selain hukum syarak seperti yang dinyatakan di atas, ada lagi beberapa perkara yang perlu diambil sebelum sesuatu perkahwinan diteruskan termasuk soal-soal keluarga, suasana semasa, politik dan budaya bangsa.
Sesetengah penulis berpendapat wanita beragama Yahudi pada zaman ini sepatutnya tidak dipilih untuk dijadikan isteri oleh lelaki muslim kerana sikap mereka yang angkuh dan tidak berperikemanusiaan. Faktor ini cukup membuktikan tidak ada jaminan kesetiaan kepada keluarga Islam jika mereka dikahwini.
Dalam sebuah hadis rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: Pilihlah wanita yang beragama, rugilah anda jika tidak memilihnya. Hadis ini jelas menyatakan wanita yang kuat agama lebih baik daripada wanita yang lemah agama. Secara tidak langsung ia juga bermakna wanita yang beragama Islam lebih baik daripada wanita yang beragama Yahudi atau Nasrani.
Ulama dari mazhab Maliki dan Hanafi memfatwakan, kalaupun sah tetapi terlalu makruh berkahwin dengan wanita Yahudi dan Kristian, kerana wanita-wanita ini bebas memilih makanan dan minuman yang halal menurut agamanya, mereka harus makan babi dan minum arak, mereka boleh pergi ke gereja, sedangkan suami tidak berhak melarangnya.
Dalam suasana ini para suami banyak haknya yang terhakis. Suami tidak berupaya melarang isteri makan babi, minum arak dan ke gereja. Kita juga boleh mengambil kesimpulan, jika makan minum tidak dapat dikawal, maka tiada apa lagi yang boleh dikawal oleh suami, oleh itu apalah ertinya beristeri jika pinggan mangkuk terpaksa berasingan buat selama-lamanya.
Kalangan ulama ada juga yang melihat perkahwinan ini dari aspek al-Qawamah (penguasaan suami dalam rumah). Islam hanya mengharuskan lelaki beristerikan ahli kitab jika mereka mempunyai kekuatan menentukan pendidikan anak-anak dalam keluarga dan berhak membuat pilihan untuk mereka. Jika suami gagal dalam menguasai rumah tangga dan membuat keputusan, maka demi menjaga keselamatan agama anak-anak dan zuriat akan datang, perkahwinan dengan mereka wajar dilarang (Muhmud Syalt, al-Fatawa, halaman 279-280).
Ada lagi pandangan menyatakan jika bilangan umat Islam sedikit dalam sesebuah negara, iaitu mereka merupakan kumpulan minoriti, lelaki Islam diharamkan berkahwin dengan wanita bukan Islam. Ini kerana jika hukum keharusan itu diteruskan ia akan menimbulkan masalah kepada wanita Islam seperti sukar mendapatkan pasangan dan sebagainya.
Saya setuju dengan pendapat ini. Malah zaman ini sepatutnya ada peraturan khas melarang mana-mana orang Islam berkahwin dengan orang bukan Islam sama ada Yahudi atau Kristian, sekalipun mereka bernaung di bawah pemerintahan Islam atau bukan Islam.
Suasana pada zaman ini jauh berubah di mana wanita lebih banyak menguasai rumah tangga. Memang benar apa yang dikatakan oleh Ibn Umar, Yahudi dan Kristian juga kafir musyrik apabila mereka mempersekutukan Allah dengan makhluk-Nya.


- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Dene Ln,,United Kingdom

Tuesday 14 June 2011

Hapuskan PTPTN yg mengajar rakyat berhutang sebelum tamat belajar


KUALA LUMPUR, 14 Jun: Dewan Pemuda PAS Wilayah Persekutuan (DPPWP) mengulangi tuntutan rakyat supaya Perbadanan Tabung Pendidikan Tinggi Nasional (PTPTN) dihapuskan dan pelajar-pelajar yang melanjutkan pengajian dalam negara diberikan keutamaan untuk menerima biasiswa atau pendidikan secara percuma.

“Hanya inilah jalan terbaik untuk kerajaan melabur bagi mempercepatkan pembangunan modal insan demi masa depan negara,” kata setiausahanya, Nurul Islam Mohamed Yusoff.

Justeru, pihaknya memandang serius masalah agihan biasiswa Jabatan Perkhidmatan Awam (JPA) 2011 yang penuh kontroversi hingga menyebab ramai pelajar cemerlang SPM 2010 yang layak tidak menerima biasiswa itu.

DPPWP, katanya mendapati jumlah dana biasiswa yang diberikan kepada JPA setiap tahun amatlah terhad, dan Kerajaan BN lebih cenderung mendidik pelajar-pelajar cemerlang ini berhutang dengan Perbadanan Tabung Pendidikan Tinggi Nasional (PTPTN) sebagai salah satu langkah bagi melepaskan tanggungjawab sosial kepada rakyat.

Sehubungan itu, ujarnya DPPWP mencadangkan supaya JPA mendedahkan jumlah peruntukan sebenar yang diberikan oleh Kerajaan BN untuk dana biasiswa ini setiap tahun.

DPPWP juga, katanya menuntut agar Kerajaan BN meningkatkan peruntukan dana biasiswa JPA selari dengan jumlah pelajar cemerlang yang kian meningkat saban tahun.

“Sekiranya jumlah pelajar cemerlang semakin bertambah dan jumlah biasiswa diperuntukan masih sama atau tidak mencukupi, maka sampai bila-bila pun masalah ini tidak akan selesai,” katanya.

Tambahnya, dalam masa yang sama kerajaan BN juga harus akur dengan tuntutan rakyat yang mahu PTPTN dihapuskan dan ditukar kepada biasiswa.

Dalam bab yang lain, katanya DPPWP juga menuntut agar JPA mendedahkan jumlah peruntukan yang diberikan kepada setiap pelajar yang melanjutkan pengajian di dalam negara berbanding yang pergi ke luar negara.

Ini, ujarnya kerana DPPWP melihat kos pengajian di dalam negara lebih murah berbanding kos pengajian diluar negara.

“Berdasarkan pengalaman alumni universiti dalam dan luar negara, ramai yang mengakui bahawa dengan kos setiap pelajar yang ditaja keluar negara, Kerajaan mampu untuk menaja 4 orang pelajar belajar di dalam negara,” katanya.

Pada hari ini, katanya negara memiliki lebih dari 20 Institusi Pengajian Tinggi Awam, diikuti dengan puluhan Universiti Pengajian Tinggi Swasta serta pelbagai kolej-kolej dan politeknik yang menawarkan tempat untuk pelajar Malaysia.

Malah, kata beliau kebanyakan bidang yang diajar di universiti luar negara seperti kedoktoran, kejuruteraan dan perakaunan kini sudah ada ditawarkan oleh IPT tempatan.

Ini, ujarnya berbeza dengan tahun-tahun 50-an hingga 80-an kerana pada masa itu jumlah dan bidang kursus yang ditawarkan oleh IPT tempatan masih terhad.

Oleh itu, tambahnya ada baiknya kerajaan memfokuskan untuk menarik lebih ramai pelajar-pelajar cemerlang ini untuk menyambung pengajian di IPT dalam negara dengan memberikan mereka bantuan biasiswa.

Menurutnya, dengan dana yang terhad kerajaan boleh menawarkan biasiswa kepada lebih ramai pelajar di dalam negara berbanding ke luar negara.

DPPWP, jelasnya tidak menolak jika ada permohonan biasiswa kalangan pelajar yang mahu melanjutkan pelajaran ke luar negara, tetapi biarlah kursus yang mereka ditawarkan itu adalah kursus yang tidak ditawarkan oleh IPT dalam negara yang mana kita tidak mempunyai kepakaran yang mencukupi untuk mengajar mereka seperti bidang berkaitan kajian tenaga nuklear, kejuruteraan industri aeroangkasa, dan yang seumpamanya.

“DPPWP juga berharap agar Kerajaan Persekutuan membuat penyelarasan dengan kerajaan-kerajaan negeri yang turut menawarkan biasiswa untuk anak-anak negeri mereka supaya agihan yang dibuat tidak bertindih hingga menyebabkan keciciran peluang bagi pelajar lain yang juga berhak.

“Agihan juga haruskan adil bagi semua kaum dan tidak dipengaruhi oleh ahli-ahli politik yang memegang kuasa dalam kerajaan,” katanya.


- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Dene Ln,,United Kingdom

Adakah benar RM594 juta wang Yayasan Selangor hilang?

Kembalikan RM594 juta wang Yayasan Selangor
Written by Harakahdaily
AMPANG, 14 Jun: Ketua Wanita PKR, Zuraida Kamaruddin menggesa agar Perdana Menteri membuktikan kata-katanya supaya segera mengesan semula RM594 juta dan 50 unit kondominium milikan Yayasan Selangor yang 'hilang' sewaktu pentadbiran Umno Selangor sepanjang 1991 hingga Mac 2008.

Ini ekoran sesi lawatan Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Tun Razak ke Ampang dua hari lalu ada mendakwa bahawa kononnya pentadbirannya sentiasa telus dan mengutamakan kebajikan rakyat.

Ahli Parlimen Ampang itu berkata, sebanyak 15 projek dan 10 syarikat telah dikenal pasti sebagai punca ketirisan mega itu berlaku.

Katanya, kehilangan RM594 juta itu adalah suatu yang amat serius kerana ianya melibatkan dana awam dan wang pembayar cukai rakyat di negeri Selangor.

Tambahnya, pihak yang bertanggungjawab harus segera dibawa ke muka pengadilan kerana wang rakyat harus segera dikembalikan.

“Maka, andai benar Perdana Menteri mahu membantu rakyat seperti yang didakwanya, saya menggesa agar beliau bersedia menggunakan kuasanya, walau dengan apa cara sekalipun, supaya RM594 juta dan 50 unit kondominium milik Yayasan Selangor dapat dikembalikan semula, seterusnya dapat diagihkan untuk program pembangunan dan kebajikan rakyat, khususnya di Selangor,” ujarnya yang juga Timbalan Pengerusi PKR Selangor.





- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Dene Ln,,United Kingdom

Monday 13 June 2011

Senjata Makan Tuan

Petikan di ceduk dari blog Dr.Maza

Disiarkan pada Jul 26, 2009 dalam kategori Politik
oleh: Dr. Mohd Asri Zainul Abidin
Saya merenungi sebuah hadis yang selalu dibaca dan diketahui oleh kebanyakan kita iaitu sabda Nabi s.a.w:
“Bandingan teman duduk berbual yang baik dan yang buruk seperti pembawa kasturi dan tukang besi. Adapun pembawa kasturi, sama ada dia berikan engkau kasturi, atau engkau beli daripadanya, atau engkau dapati bau harumnya. Sementara tukang besi, sama ada ia membakar pakaian engkau, atau engkau akan dapati bau yang busuk” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Sebelum disalahfahami, perlu dijelaskan Nabi s.a.w bukan bermaksud menghina tukang besi, tetapi sebagai contoh kesan keburukan yang mengenai seseorang yang berada di samping orang tertentu. Apatah lagi bukan sepatutnya ketika tukang besi sedang melakukan kerjanya seseorang pergi berada di sampingnya.
Mesej yang hendak disampaikan oleh Nabi s.a.w adalah agar kita memilih teman berbincang, berbual, berpakat, bermesra atau berdampingan dalam kalangan mereka yang baik. Kesan kebaikan itu akan datang kepada diri kita. Dalam hidup ini, betapa banyak ilmu pengetahuan, pengalaman yang baik untuk kehidupan dan hikmah diperolehi ketika kita bersembang, bergurau, makan sehidang dan bekerja dengan seseorang yang berilmu, baik dan jujur.
Justeru itu berusaha untuk berdamping dengan ilmuwan, orang yang baik dan jujur demi mengutip mutiara-mutiara hikmah dan manfaat ilmu serta akhlak adalah merupakan usaha yang tinggi nilainya di sisi Islam dan dihitung sebagai ibadah. Orang yang baik itu bukan dilihat pada serbannya, atau jubahnya, atau bijian tasbih yang dibelinya, atau seumpamanya. Orang baik itu adalah insan yang mulia di sisi Allah.
Namun kemuliaan di sisi Allah tidak dapat untuk kita salami, cuma ada petanda dalam kehidupan. Seseorang yang jujur dengan agamanya, berdisiplin dengan prinsip-prinsip mulia dan menghayati akhlak yang baik dalam hidupnya dapatlah pada zahirnya dihitung sebagai orang baik atau soleh. Ini dapat kita rasai apabila kita berada di sampingnya.
Maka timbulnya perasaan untuk mendampingkan diri kepada Allah, bersemangat dalam perjuangan dan perancangan kebenaran, dan merasa janggal untuk menyalahi disiplin kebaikan merupakan antara kesan berada di samping mereka yang seperti ini. Setiap kali bangun meninggalkan majlisnya, atau perbualan dengannya kita akan terasa penambahan kebaikan, atau ilmu pengetahuan berguna, atau teladan yang baik, atau pemikiran untuk kebaikan umat, atau pengalaman yang membawa kita mampu mengharungi hidup dengan cara yang lebih baik dan Allah redha.
Jika kita berjumpa dengan orang yang seperti itu, sama ada dia rakan kita, atau teman pejabat, atau orang bawahan kita, atau jiran tetangga atau suami, atau isteri maka tidak rugilah untuk kita berusaha berdampingan dengannya. Tidak rugi untuk lama kita berbual. Tidak rugi untuk kita menemai perjalanannya, menjemputnya datang menjamah hidangan kita, menziarahinya dan apa sahaja yang membolehkan kita mendapat faedah daripada kelebihan yang dia miliki. Sehingga kadang-kala tanpa kita sedari cara fikir, cara bertindak, sikap serta kematangan hidup kita dibentuk olehnya secara tidak langsung. Betapa ramai insan yang mengubah cara fikir dan sikapnya hanya kerana teman baiknya.

- gambar hiasan
Sebab itulah dalam karya-karya hadis yang silam sering dimasukkan bab Mujalasah al-Salihin bermaksud bersampingan dengan orang soleh sebagai satu ibadah dan satu langkah penting dalam membentuk peribadi insan. Ada pula yang berkata, “saya mana ada ustaz yang nak berkawan dengan saya”. Saya katakan, Nabi s.a.w menyebut al-jalis al-salih ‘teman berdamping yang baik’, ia begitu umum. Siapa sahaja yang membawa kebaikan apabila kita duduk berdampingan dengannya maka dia termasuk dalam hadis ini. Bukan semestinya yang diberikan gelaran ‘ustaz’ itu mesti menjadi teman yang baik. Entah berapa ramai yang memakai gelaran itu tidak menjadi teman yang baik, sebaliknya betapa ramai yang tidak bergelar ustaz merupakan teman yang baik untuk dunia dan akhirat kita.
Maka carilah ditempat kerja kita, atau tempat tinggal kita, atau di mana sahaja orang yang baik untuk kita berada bersama ketika waktu rehat, waktu makan dan waktu bergembira. Saya lihat ramai rakan yang mempelajari solat musafir, menyapu stokin atau kasut, solat dalam kenderaan dan berbagai ilmu hanya kerana menyertai perjalanan bersama mereka yang berpengetahuan lalu memahami agama dan keluasannya yang mungkin tidak dibiasakan atau dihayati jika dia tidak bermusafir dengan mereka.

- gambar hiasan
Demikian sebaliknya. Jika teman berbual atau musafir atau bersahabat atau berpakat merupakan orang yang buruk akhlak, buruk bahasanya, buruk perangainya maka dia akan mempengaruhi seseorang. Melainkan jika dia sentiasa menasihatinya dan berusaha mengubahnya. Namun, dalam banyak keadaan jika teman itu selalu menguasai suasana dan kita membiarkannya, kita akan berkongsi dosa, atau berkongsi nama buruk, lebih buruk lagi akan terkesan dengan akhlak yang buruk.
Ada insan memang dahsyat mulutnya, pantang kita berbual dengannya ada sahaja orang yang dimaki hamunnya, dicerca dan dihina, bahkan kadang-kala dia mencarut-marut terhadap orang lain. Jika hal itu berlaku sekali-sekala, mungkinlah boleh dianggap sebagai terlanjur dan kesilapan lantas kita sering ingat mengingati. Namun jika itu menjadi kebiasaan, maka dia adalah teman yang buruk untuk kita bersamanya. Jika kita terus bersamanya, dosa pasti dikongsi, akhlak juga akan berubah.
Saya masih ingat ada seorang pemuda yang berbudi bahasa, namun apabila dia terpengaruh dengan rakan-rakan politiknya, budi bahasanya hilang dan maki-hamun menjadi ringan di lidahnya. Saya kata kepadanya, sesungguhnya pertunjukan artis yang saudara dan kumpulan saudara sering bantah itu, tidak lebih buruk daripada rakan dan ceramah maki-hamun yang saudara sering hadir sehingga mungubah diri saudara. Saya tidak menolak perbezaan aliran politik dan keluasaan untuk mengkritik dasar-dasar politik, juga disiplin ahli politik, namun maki-hamun dan carut-marut tidak pernah ditunjukkan oleh Islam. Dia berkata kepada saya, Saiyyidina Umar pun tegas. Saya kata kepadanya, tegas bukan bererti maki dan carut. Dalam hadis al-Bukhari daripada Anas bin Malik r.a. katanya:: “Bukanlah Nabi s.a.w itu seorang pemaki orang, tidak juga seorang pengucap kekejian dan bukan seorang pelaknat orang lain”.
Kemudian, kita hendaklah sedar bahawa teman yang kita sering duduk dengannya ketika dia memaki hamun orang lain, tidak mustahil besok dia akan duduk dengan orang lain pula untuk memaki hamun kita. Jikalah setiap orang yang dia tidak bersetuju dimaki hamunnya, apalah mustahilnya apabila dia tidak bersetuju dengan kita, dia akan memaki hamun kita pula. Tiada nilai takwa, tiada nilai bimbangkan hari Akhirat.
Saya lihat ramai orang politik yang kawan-kawannya yang dulu ‘sakan’ memaki musuh politik mereka, hari ini apabila berpaling tadah memaki mereka pula. Itulah bahaya berkawan dengan orang jahat. Hal ini berlaku bukan sedikit dalam UMNO juga dalam PAS baru-baru ini pun sama. Apabila berlaku persaingan jawatan, tuduh-menuduh, kutuk mengutuk dan cerca mencerca dihalakan kepada rakan sendiri sama seperti mereka maki dan kutuk musuh politik mereka yang lain. Mungkin di peringkat tertinggi setiap parti tidak berlaku, tetapi ‘anak buah’, ‘penyokong setia’ dan ‘jentera melobi’ yang sudah lama terdidik, atau mendapat tarbiyyah tidak rasmi memaki orang, dengan petah dan lancarnya memaki sahabat dan rakan separti sendiri. Saya ditunjukkan laman web parti-parti berkenaan yang anak-anak buah mereka memaki hamun pemimpin sendiri. Itulah training yang mereka dapat selama ini.
Ada pemimpin mereka yang mengeluh kerana dituduh oleh ahli parti sendiri. Dalam isu kerajaan perpaduan, ada yang dituduh ‘gila kuasa’, ‘gila nak jadi menteri’, ‘nyanyuk’, ‘nak mampus’ dan berbagai lagi yang jika dibaca di forum-forum internet mereka tidak tergamak hendak disebutkan. Apa hendak dikatakan? Sudah sekian itu berjalan dalam dunia politik kita.
Ya, tidak menjadi masalah berbeza pendapat, bertegas, membantah kesalahan tetapi mengapa mesti memaki orang. Belajarlah untuk hidup sebagai pengkritik yang bernas, bukan pemaki yang tiada nas. Didik anak buah dan rakan kita untuk tidak memaki dan menggunakan bahasa yang hodoh dan keji terhadap orang lain, tetapi mengkritik secara membina dan berwibawa. Ada yang bersungut panjang apabila dia dimaki hamun oleh ahli partinya dalam ucapan, internet dan sms. Saya katakan, itulah senjata selama ini yang anda gunakan, atau biar digunakan oleh pengikut untuk menikam orang lain, maka akan sampai masanya ‘senjata makan tuan’.

- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Filey Ln,,United Kingdom

Air dan Elektrik

13 JUN — Penulisan ini akan memfokas tentang dua perkhidmatan utility — air dan elektrik. Kedua-dua utiliti ini memaparkan betapa kerajaan Umno/BN memperkayakan kroni dan membebankan serta memangsakan rakyat.

Sebelum ini saya telah menulis tentang macamana kerajaan BN di bawah pemerintahan Tun Dr Mahathir Mohamad melaksanakan penswastaan air dan berakhir hari ini dengan satu “Penstrukturan Semula”. Mengapa berlaku sedemikian?

Penstrukturan semula air adalah kata lain bagi kegagalan penswastaan air yang dilakukan dulu atas andaian pihak swasta mampu meningkatkan perkhidmatan dan mengurangkan kos kepada kerajaan. Ia juga adalah bertujuan untuk melakukan “Penyelamatan Kroni” atau “Bailout”.

Ini bererti setelah penswastaan, pengurusan serta perkhidmatan air tidak dapat dilakukan secara mapan dan secara integrated atau “holistic”. Contoh terbaik (baca terburuk) jelas dilihat dalam kes Selangor.

JBAS, yang asal untung, setelah diswastakan pada tahun 1997, menjadi rugi kerana segmen yang untung yakni “rawatan air” diswastakan kepada tiga syarikat iaitu (i) Puncak Niaga Sdn Bhd (ii) Syarikat Pengeluar Air Sungai Selangor Sdn Bhd (SPLASH) dan (iii) Konsortium Abass Sdn Bhd (ABASS).

Kegiatan “membekalkan air” yang merugikan kerana sebab “air tak berfaedah” (NRW) kekal ditanggung oleh JBAS. JBAS yang dulu untungnya antara RM50-RM80 juta setiap tahun menyumbang kepada pendapatan kerajaan negeri, setelah dikorporatkan menjadi Pengurusan Air Selangor Berhad (PUAS) terus menanggung defisit (rugi) sekitar RM350 juta.

Pendekkan cerita, PUAS, milik kerajaan negeri itu meneruskan perkhidmatan air yang tempang dengan beban hutang sehinggalah diswastakan kepada Syarikat Bekalan Air Selangor (Syabas) pada tahun 2005.

Hutang terkumpul Syabas ketika itu telah melonjak ke paras RM2 bilion.

Pemegang saham Syabas ialah Puncak Niaga Holdings Berhad (PNSB) sebanyak 70 peratus, Kumpulan Darul Ehsan Berhad (KDEB) sebanyak 15 peratus dan bakinya 15 peratus di pegang oleh Kumpulan Perangsang Selangor Berhad (KPS). Kerajaan Persekutuan, melalui Kementerian Kewangan memegang satu “saham emas” dalam Syabas.

Kesemua penswastaan mengandaikan bahawa perkhidmatan akan menjadi lebih efisien dan baik serta tanggungan kos kerajaan akan berkurangan kerana diambil alih oleh pihak swasta.

Bagi menggalakkan pihak swasta mengambil bahagian dalam penswastaan yang mempunyai kos capital yang tinggi dan masa pelaburan yang panjang, pihak kerajaan telah menawarkan tariff tinggi yang menarik berserta “subsidi” dan “pampasan”.

Jelasnya inilah punca ia tidak dapat ditunaikan serta jelasnya membawa beban kepada rakyat ketika mahu dilaksanakan. Kisahnya sama samada dalam kes air dan elektrik. Contoh di Selangor tariff air dijanjikan kenaikan sebanyak 37 peratus (2009), 25 peratus (2012) dan 20 peratus (2015). Perjanjian Penjualan Tenaga (PPA) kepada pihak Penjana Tenaga Bebas (IPP) lebih parah lagi sebab semuanya rahsia dan terkawal dan dilindungi oleh akta rimba Akta Rahsia Rasmi (OSA).

Kembali ke air di Selangor, program penstrukturan semula kononnya adalah untuk menjadikan industri air lebih “holistic” dan “integrated” kerana terlalu banyak “pemain”. Sehingga kini, Suruhanjaya Perkhidmatan Air Negara (SPAN) melalui Akta Perkhidmatan Industri Air (WSIA, 2006) gagal melaksanakan usaha ini.

Pertikaian pembelian semula semua asset-aset air kerajaan negeri dan pihak swasta oleh sebuah badan yang ditubuhkan oleh WSIA yakni Perbadanan Aset Air Berhad (PAAB) untuk memasukki regim baru pajakan tiga tahun sekali sekaligus menamatkan regim konsesi berterusan tanpa ada muktamadnya.

Sebaliknya terkini di Selangor, kerajaan Pusat akan melakukan satu lagi “bailout” bagi menyelamatkan hutang yang ditanggung olih pihak-pihak konsesi kepada pemegang bon berjumlah RM6.4bilion seluruhnya. Atas apa jua sebabnya, kerajaan selalunya bersedia membantu pihak swasta (baca kroni). Tetapi tidak semudah itu ketika untuk mengurangkan beban rakyat. Mengapa begitu?

Bagi pengetahuan umum, begitu halnya dalam kes Tenaga Nasional Berhad (TNB). TNB sebagai sebuah badan berkanun, samalah semacam JBAS tadi, merupakan sebuah badan yang efisien dan membuat keuntungan yang menasabah buat kerajaan sehinggalah berlaku penswastaan di mana TNB dicekik oleh pihak IPP.

Sejarah menunjukkan bahawa Unit Perancangan Ekonomi (EPU) yang bertanggungjawab menyusun kesemua ini. Mengikut sejarahnya TNB hanya perlu akur kepada arahan EPU. Amat malang, mengikut sejarahnya, bahawa sementara TNB mampu menjana tenaga pada kos 8 sen seunit (setiap kWh), mereka dipaksa membeli daripada IPP pada harga 14 setiap kWh atau 75 peratus lebih tinggi. Sebenarnya dengan kaedah “take or pay” harga dibayar kepada IPP ialah 23 sen (termasuk kos transmisi dan pengedarn). TNB sebenarnya mampu membekal dengan 17 sen se unit tanpa IPP. Simpanan atau kapasiti resap/lebihan pula berada pada lebih 50 peratus, antara tertinggi di dunia. Jelas kerajaan BN menguntungkan kroni dan membebankan rakyat! TK kerajaan BN!

Untuk ingatan umum, paksaan inilah yang menyebabkan Tan Sri Ani Arope, Pengerusi yang memimpin TNB dengan cemerlang, meletakkan jawatan seraya menyelarkan EPU sebagai — Economic Plundering Unit atau Unit Penyamun Ekonomi!

Mutakhir, Kerajaan persekutuan menaikkan tarif elektrik dengan purata 7.12 peratus bermula 1 Jun ini sebagai sebahagian daripada polisi rasionalisasi serta pengurangan subsidi. Bersekali dengan itu,gas asli pula dinaikkan RM3 setiap mmBtu setiap enam bulan sehingga mencecah harga pasaran pada 2016, apabila harganya diapung sepenuhnya.

Menteri Tenaga, Teknologi Hijau dan Air Datuk Peter Chin Fah Kui mendakwa seramai 44.4 juta atau 75 peratus dariapada keseluruhan 5.94 juta isi rumah tidak akan terjejas dengan tarif baru ini. Katanya bagi yang menggunakan 301kW hingga 1,000kW, tarif dinaikkan daripada 0.1 peratus hingga 10 peratus, atau RM0.07 kepada RM30.30.

Sementara itu pula, pelepasan bil elektrik untuk pengguna yang menggunakan kurang daripada RM20 sebulan akan tamat pada Disember 2011.

Kenaikan itu disebabkan oleh peningkatan harga gas asli untuk sektor tenaga.

Saya ingin tegaskan bahawa seperti juga yang diramalkan oleh pakar-pakar ekonomi serta penganalis, akibat dari kenaikan ini, kita menjangkakan bahawa harga makanan dijangka meningkat seiring pengumuman kerajaan menaikkan tarif elektrik.

Ini jelas kerana sebab industri pengeluaran makanan menggunakan sebahagian besar tenaga elektrik.

Mungkin betul bahawa sebanyak 75 peratus isi rumah terlepas daripada kesan langsung kenaikan tarif elektrik, akan tetapi mereka akan menghadapi bebannya apabila pengeluar memindakah kos yang lebih tinggi kepada pengguna.

Tambahan dengan pemotongan tambahan subsidi atas bahan bakar, petrol dan disel maka ia akan mencetuskan lagi tekanan inflasi yang lebih parah. Rakyat akan terbeban seumpama dah jatuh ditimpa tangga. Terkini, dilaporkan bahawa Indeks Harga Barang (CPI) telah mencecah 4.7 per cent.

Lebih parah lagi adalah kepada golongan berpendapatan rendah. Satunya kerana dulu tidak perlu membayar kalau kurang dari RM20, tetapi selepas Disember 2011, mereka akan terbeban juga. Keduanya golongan ini akan menanggung kenaikan kos ini pada peratus yang lebih tinggi dari pendapatan mereka berbeza dengan golongan berpendapatan tinggi. Kenaikan harga kos makanan dan saran adalah sama ke atas semua orang — yang kaya dan miskin.

Hakikatnya yang miskin akan menanggong pada kadar peratus yang lebih tinggi nisbah pendapatan mereka. Tambahan pula pendapatan mereka tidak pula boleh dinaikkan seperti yang makan gaji atau berniaga. Amat hairan mengapa sebuah kerajaan yang mendakwa yang mengutamakan rakyat, terus-menerus memangsakan rakyat.

Tidak kah dapat mereka fikirkan sumber lain bagi menambah pendapatan negara dari membebankan rakyat samada dengan menaikan cukai atau mengurangkan subsidi? Menuduh rakyat “ketagihan candu” subsidi adalah sebutan yang menghina rakyat.

Mana-mana kerajaan di dunia ini pun boleh sahaja menggunakan Kaedah Fiskal untuk mencapai “pengimbangan” dengan sistem cukai dan subsidi mereka bagi menentukan pendapatan dan perbelanjaan. Biasa sahaja. Pengherotan ekonomi atau “distortion” berlaku bukan hanya kerana subsidi bahkan termasuk mengepung pasaran dengan monopoli atau ketika kerajaan sendiri berniaga contohnya dengan memberi “advantage” kepada syarikat-kaitan kerajaan (GLCs) dalam persaingan.

Pada soalan sumber pendapatan lain, tentunya ada. Pertamanya, tutup lubang-lubang kebocoran dan ketirisan di segi sistem penghantaran atau “delivery”. Skandal PKFZ mencecah RM12.5 bilion. Kedua, elakkan pembaziran terutama dalam mengendali projek mega dengan kos “overrun” yang mencecah billion . Bakun satu contoh. Ketiga, tarik balik subsidi kepada golongan yang tidak layak, yang untung jutaan dan billion seumpama Penjana Tenaga Bebas atau IPP, pemilik konsesionar utiliti seperti Lebuhraya dan Air.

Kalau kerajaan singkat pemikirannya, rakyat sewajarnya singkatkan riwayat usianya. Tolak kerajaan yang membebankan rakyat dan mengkayakan kroni! — drdzul.com

* Dr Dzulkefly Ahmad adalah Ahli Parlimen Kuala Selangor dan AJK PAS Pusat.

* This is the personal opinion of the writer or publication. The Malaysian Insider does not endorse the view unless specified.




- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Filey Ln,,United Kingdom

Sunday 12 June 2011

Waktu solat minggu ini d Sheffield






Location:Filey Ln,,United Kingdom

Solat

Slot agama hari ini adalah perkara basic iaitu "solat"...mari kita go thru scara basic dan masing2 boleh recall balik asas2 dan boleh juga compare dgn sumber pengetahuan dan bacaan yg lain...sekian..

Solat merujuk kepada sembahyang dalam agama Islam. Solat terbahagi kepada solat fardu dan solat sunat. Solat fardu diwajibkan ke atas orang Islam sebanyak 5 kali sehari pada waktu-waktu tertentu. Solat fardu merupakan salah satu dari Rukun Islam.
Solat fardhu yang wajib didirikan ialah solat lima waktu sehari semalam, iaitu subuh, zohor, asar, maghrib dan isyak.
Sekiranya seseorang tertinggal solat fardu, wajib baginya untuk mengulangkannya dengan niat qada
Bagi mereka yang musafir, mereka diharuskan bagi solat dengan mengqasarkan dan menjamakkannya.
Waktu-waktu solat
Solat Zohor Waktunya dimulai sejak matahari tergelincir ke barat dan berakhir di saat bayangan sesuatu benda itu sama betul panjangnya dengan benda itu. Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s. iaitu tatkala Allah SWT telah memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya Nabi Ismail a.s.. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur bagi penebusan.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur kerana dibukakan dukacitanya dan juga anaknya.
Rakaat ketiga: Tanda bersyukur dan memohon akan keredhaan Allah SWT.
Rakaat keempat: Tanda bersyukur kerana korbannya digantikan dengan tebusan kibas.
Solat Asar Waktunya dimulai setelah waktu Zohor habis, iaitu ketika bayangan sesuatu benda sama panjang dengan bendanya dan berakhir setelah terbenamnya matahari. Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai, sedang ketika itu telah masuk waktu Asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat kerana baginda telah diselamatkan oleh Allah SWT daripada 4 kegelapan iaitu:
Rakaat pertama: Kelam dengan kesalahan.
Rakaat kedua: Kelam dengan air laut.
Rakaat ketiga: Kelam dengan malam.
Rakaat keempat: Kelam dengan perut ikan Nun.
Solat Maghrib Waktunya dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir apabila mega merah telah hilang. Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s. iaitu ketika baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu telah terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa, lalu bersembahyang tiga rakaat kerana diselamatkan dari kejahilan tersebut iaitu:
Rakaat pertama: Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
Rakaat kedua: Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke atas ibunya Siti Mariam yang telah dituduh melakukan perbuatan sumbang.
Rakaat ketiga: Untuk meyakinkan kaumnya bahawa Tuhan itu hanya satu iaitu Allah SWT semata-mata, tiada dua atau tiganya.
Solat Isyak Waktunya dimulai setelah hilangnya mega merah sampai terbitnya fajar shadiq. Manusia pertama yang mengerjakan solat Isyak ialah Nabi Musa a.s.. Pada ketika itu, Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan semua perasaan dukacitanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.
Rakaat pertama: Tanda dukacita terhadap isterinya.
Rakaat kedua: Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
Rakaat ketiga: Tanda dukacita terhadap Firaun.
Rakaat keempat: Tanda dukacita terhadap anak Firaun
Solat Subuh Waktunya dimulai setelah terbit fajar shadiq sampai terbitnya matahari. Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. iaitu ketika baginda keluar dari syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya ialah kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat. Apabila fajar subuh telah keluar, Nabi Adam a.s. pun bersembahyang dua rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur kerana baginda terlepas dari kegelapan malam.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur kerana siang telah menjelma.
Syarat wajib solat:
Islam
Baligh
Berakal
Suci daripada haid dan nifas bagi perempuan
Syarat sah solat:
Suci badan dari dua hadas besar dan kecil.
Suci dari najis sama ada di badannya, di tempat solatnya, dan di pakaiannya.
Menutup aurat.
Menghadap qiblat (kecuali yang uzur dan tidak terdaya)
Yakin masuk waktu solat.
(nota: sekiranya sesudah tamat solat, lalu disedari perkara yang tersebut di atas terjadi - misalnya didapati ada najis di sejadah - maka perlulah diulangi solat itu kerana ianya tidak menepati syarat sah solat)
Perkara-perkara yang membatalkan solat:
Keluar/kedatangan hadas besar atau kecil.
Berkata-kata dengan sengaja walau sedikit yang memberi faham, atau ketawa.
Makan/minum walau sedikit.
Melakukan pergerakan di luar rukun solat tiga kali berturut-turut(mutawaliyat).
Berniat keluar dari solat
Terkena najis yang tidak dimaafkan pada badan, pakaian dan tempat solat.
Beralih arah dari kiblat dengan sengaja (berpaling dada).
Terbuka aurat dengan sengaja, atau tidak sengaja tetapi tidak segera ditutup.
Berubah niat dari satu solat ke solat yang lain.
Meninggalkan rukun solat.
Murtad
Rukun Solat
Rukun solat ada 13:
Niat.
Takbiratul Ihram.
Berdiri bagi yang mampu.
Membaca surah Al-fatihah.
Rukuk dengan tama'ninah (tama'ninah: tenang dan tertib, tidak terburu-buru).
Iktidal dengan tama'ninah.
Sujud dua kali, dengan tama'ninah.
Duduk di antara dua sujud,dengan tama'ninah.
Tasyahhud Akhir dengan membaca bacaan Tasyahhud.
Duduk dalam Tasyahhud akhir.
Selawat kepada Nabi Muhammad s.a.w. dalam Tasyahhud Akhir.
Membaca salam.
Tertib.
Pada mazhab Maliki dan Hanafi, baca fatihah rukun bagi solat perseorangan sahaja. (Tidak rukun bila solat jemaah, bila imam baca makmum dengar sahaja berdasarkan al-quran:-dan hendaklah kamu diam bila quran dibacakan.).
Perkara-perkara sunat semasa solat
Sunat Hai'ah
Sunat Ab'adh
Perkara-perkara semasa solat
Berpaling ke kiri atau ke kanan (kecuali ketika Salam).
Memandang ke atas (mendongak).
Berdiri menggunakan sebelah kaki sahaja.
Berludah ke hadapan atau ke belah kanan.
Berlebih-lebihan membongkok dan menundukkan kepala ketika rukuk.
Bercekak pinggang.
Menyinsingkan kain atau baju.
Bersembahyang ketika hadir makanan (makanan dihidangkan).
Bersembahyang ketika berasa hendak qadha' hajat (membuang air).
Waktu Solat Sunat
Tidak semua solat sunat mempunyai waktu tertentu melainkan beberapa solat sunat. Waktu-waktunya adalah mengiku kelaziman waktu solat Nabi Muhammad s.a.w. antara solat sunat yang dilakukan mengikut waktu tertentu:
Solat dhuha - dilakukan ketika waktu matahari baru naik (mengikut pandangan sesetengah ulama, pada ketinggian segalah atau tujuh hasta)
Solat dua Hari Raya - dilakukan pada waktu pagi hari raya yang pertama bagi keuda-dua jenis hari raya dan lazimnya dilakukan pada waktu Dhuha iaitu waktu matahari baru naik (mengikut pandangan sesetengah ulama, pada ketinggian segalah)
Solat tarawih - dilakukan pada waktu Isya' (lazimnya dilakukan selepas Solat isya' sebelum kemunculan waktu imsak)
Solat sunat gerhana - dilakukan pada waktu gerhana (matahari atau bulan) berlaku.
Solat sunat rawatib - dilakukan sebelum dan selepas solat fardhu. Tidak semua solat mempunyai kedua-dua solat sunat.
Waktu Haram Solat
Berikut adalah waktu yang diharamkan solat (sesetengah mengatakan bagi selain tanah haram):
Waktu selepas solat Subuh hingga terbit matahari.
Waktu mula terbit matahari (syuruk) hingga matahari berada di kedudukan pada kadar segalah (tujuh hasta).
Waktu rambang (zawal, istiwa, rembah) atau waktu tengahari (matahari tegak) hingga gelincir matahari kecuali hari Jumaat.
Waktu selepas solat Asar hingga matahari kekuningan.
Waktu matahari kekuningan hingga matahari terbenam.



- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Filey Ln,,United Kingdom

Formaldehyde

Masa buat master d upm dalam bidang "genetic engineering" bnyqk menggunakan chemical ini...ohhh bahyanya...semoga Allah memberi perlindungan daripada terkena kesannya...

Our chemical safety system is an outdated mess — and for years, the failure of the government to act on formaldehyde was proof positive of that fact.

Formaldehyde is an important industrial chemical widely used to manufacture building products and in embalming fluid. It's also an extremely nasty substance that can cause irritation in the eyes and breathing problems in human beings at elevated levels (elevated being more than 0.1 parts per million). It has been shown to increase cancer risk in animals, and has long been suspected to cause cancer in human beings.

Formaldehyde was declared a toxic substance by Canadians in 1999, some uses have been banned in Europe and the International Agency for Research on Cancer has called it a known carcinogen. Yet despite the growing evidence of formaldehyde's dangers, the U.S. government has been unable to regulate it, hamstrung by the limitations of the more than 30-year-old Toxic Substances Control Act.

Years late, though, that seems to be changing. On Friday the Department of Health and Human Services released its latest Report on Human Carcinogens, and formaldehyde was finally listed:

The industrial chemical formaldehyde and a botanical known as aristolochic acids are listed as known human carcinogens. Six other substances — captafol, cobalt-tungsten carbide (in powder or hard metal form), certain inhalable glass wool fibers, o-nitrotoluene, riddelliine, and styrene — are added as substances that are reasonably anticipated to be human carcinogens. With these additions, the 12th Report on Carcinogens now includes 240 listings. It is available at http://ntp.niehs.nih.gov/go/roc12.

The report found that concerning amounts of formaldehyde could be encountered in plywood and particle boards, as well as in hair salons and in mortuaries. While the most intense source of exposure will be for workers in some manufacturing plants — who might encounter large concentrations of formaldehyde on a frequent basis — ordinary consumers should seek to avoid exposure to the chemical as well. (We reported on the Occupational Health and Safety Administration's warning in April about the Brazilian blowout hair treatment, which can expose salon workers and customers to dangerous levels of formaldehyde.) Studies of mortuary workers exposed to high levels of formaldehyde have shown increased incidences of certain kinds of rare nasal cancers.

From the New York Times:

Dr. Otis Brawley, chief medical officer at the American Cancer Society, said that formaldehyde is both worrisome and inescapable. “It's the smell in new houses, and it's in cosmetics like nail polish,” he said. “All a reasonable person can do is manage their exposure and decrease it to as little as possible. It's everywhere.”

Consumers can reduce their exposure to formaldehyde by avoiding pressed-wood products or buying only those that are labeled as U.L.E.F. (ultra-low-emitting formaldehyde), N.A.F. (no added formaldehyde) or C.A.R.B. (California Air Resources Board) Phase 1 or Phase 2 compliant.

The evidence against styrene is less clear, especially for ordinary consumers. While workers who build boats, car parts and shower stalls — and are exposed to concentrated levels of styrene — seem to be at a greater risk for leukemia and other blood cancers, ordinary consumers who might only be exposed to styrene in the tiny concentrations in plastic utensils face unknown risks, perhaps comparable to murky threat posed by cell phones.

For public health advocates who've waited years for this report to come out — it's been delayed in part by lobbying from the chemical industry — the conclusions are welcome news. Jennifer Sass of the Natural Resources Defense Council wrote in a blog post yesterday:

This is a really big deal, because the chemical industry has been fighting tooth-and-nail to prevent these assessments — actually to prevent the whole report — from being finalized. It's been held up for four years by industry interference, but the public has a right to know about the chemical risks that are foisted upon us through air and water pollution, off-gassing from consumer products, inadequate or unenforced regulations, etc.

The chemical industry, which Sass notes has fought against the Environmental Protection Agency's scientific assessment of formaldehyde for over a decade, complained that the new report would cost American jobs. From Cal Dooley, the CEO of the American Chemistry Council:

Because formaldehyde is used in many products — from building materials to pharmaceuticals — this unscientific decision by HHS could risk thousands of U.S. jobs. That is why this decision by the department is such an egregious contradiction of President Obama's pledge in a March 9, 2009, executive order that ‘Science and the scientific process must inform and guide decisions of my Administration…'

The report comes at a sensitive time for the White House, which had just launched a blitz against unnecessary regulations that were holding back business. (That could be why the report was released late on a Friday afternoon — otherwise known as the graveyard shift for news.) But there's a difference between annoying red tape and rules made to defend public health, and the federal government deserves kudos for allowing policy to finally catch up to science.

Industry, of course, will argue the opposite — that in this case politics has trumped science. They're not entirely wrong — because science, especially at the frontier, is inherently uncertain, every risk assessment is driven by politics as well as data. But when you hear industry complain that a regulatory decision was "unscientific," be on your guard. What they usually mean is that it went against their interests. We only have to look to the history of the tobacco industry to see the way that business can use science as a shield, a way to raise doubt and delay regulatory action — sometimes, at the cost of human life.

- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Filey Ln,,United Kingdom

Raja Petra and Najib

finally, nampak raja petra berfungsi melaga2kan segalanya...Ni bagi aku salah satu golongan socialis yg berpengaruh...then ikuti pendedahan beliau ...


So you see, Najib, what you said is true. Politics is about perception, not reality. And you need to be good at perception management. But your people are not. They are too arrogant and they think they are smart. I alone can makan all your people. Yes, Raja Petra Kamarudin alone can take on your entire team.

NO HOLDS BARRED

Raja Petra Kamarudin
Dear Najib, I sokong you. Well, to be exact, I sokong your statement below as reported by Bernama.

Yes, politics is about perception, not reality, as you said. I am glad you now understand this. In fact, your people have been using this tactic themselves.

You see, recently I gave an interview on TV3 and they very cleverly presented it as if I am now endorsing you and supporting you and that you have bought me off and I am now an Umno Trojan horse.

That may be just the perception created by Umno or TV3. But many believed this because, as you said, politics is about perception, not reality.

Let me give you another example. Many believe you are somehow, directly or indirectly, involved in the Altantuya Shaariibuu murder. Whether this is true or not does not matter. That is the perception and, as you said, politics is about perception, not reality.

Many also believe that Anwar is innocent of both the Sodomy 1 and Sodomy 2 allegations plus he is not the man in the porn video. Again, whether this is true or not does not matter. That is the perception and, as you said, politics is about perception, not reality.

So you see, just on these two issues alone you and Umno lose. And I am yet to go into other issues like your wife’s handbags that run into millions of Ringgit. And I have not even gone into her shoes, clothes and overseas shopping expenses yet. Your wife makes Imelda Marcos look tame by comparison. That, again, is the perception and can never be erased as much as it may be denied.

If I really wanted to get you, Najib, there are hundreds of issues I can raise. However, to be fair to me, I have picked and chosen only a few issues here and there. I have not really launched a crusade against you. If I did, you would suffer what Abdullah Ahmad Badawi suffered and you would go the way of the last Prime Minister -- into forced retirement.

The fact I have not attacked you enough is the reason why many say you have bought me off. But then these people are political novices who think they know politics but actually know nuts. That is why we need not bother with these dim-witted people. I call them bodoh sombong. Dah lah bodoh, sombong pulak.

Let me tell you why I do not wish for you to be forced out of office like Pak Lah before you. No, it’s not because I love you. It is because I know that you are surrounded by stupid people. And I personally know many of these people. We used to hang out together in the days of the pre-March 2008 GE.

If you were to be forced out, then Muhyddin Yassin would take over as Prime Minister. And this would be more dangerous for the opposition.

I would rather you remain as Prime Minister until the next general election. Then the opposition has a better chance. If Muyhiddin takes over as Prime Minister before the next election then the opposition may suffer.

So you see, Najib, what you said is true. Politics is about perception, not reality. And you need to be good at perception management. But your people are not. They are too arrogant and they think they are smart. I alone can makan all your people. Yes, Raja Petra Kamarudin alone can take on your entire team.

So please don’t flatter yourself when your people tell you that I am now your supporter because I no longer attack you too much. I don’t attack you too much because I don’t want you to fall and for Muhyiddin to take over as Prime Minister.

I personally know Muyhiddin’s people. They are clever. I also personally know your people. They are not. So better we deal with you than with Muyhiddin.

Tell me, Najib, what is the best your people can do? So far they only know how to shout BABI. That’s all, BABI -- Brother Anwar Bin Ibrahim. You think just by shouting BABI the opposition is going to fall?

Dear Najib, if you want to survive then you had better sack all your so-called advisers. Semua ego besar. Kepala bapak dia orang. Find better people or else you are finished. Remember, you said it: it’s all about perception.

By the way, the answer is no! I do not wish to work for you if you sack all the idiots around you, not even if I come directly under Rosmah….if you know what I mean (pun intended).

*******************************************
Umno and BN need to work hard to raise public perception: Najib

(Bernama) - The Umno machinery needs to work hard and draw up new strategies to raise the perception and aspiration of the people concerning the Barisan Nasional (BN) government.

Prime Minister Datuk Seri Najib Tun Razak said in line with the current development in the mass communication technology such as the short messaging service (SMS), the social websites Twitter and Facebook, what was more important in politics was the perception and not reality.

"Politics is all about perception. Not the question of reality...the opposition knows how to play up perception and deny what is the truth. Even to get the DNA is turned down, the question on the Omega wristwatch has yet to be answered."

"That is why Umno and the BN must know how to influence the mind and aspiration of the people so that they will perceive Umno and BN as effective parties, the best and can champion the cause of the people compared to others who only know how to make promises but don't fulfill them," he said when opening the Ampang Umno delegates meeting, here.

Also present were the Selangor Umno Liaison deputy chairman Datuk Seri Noh Omar and Ampang Umno division head Datuk Ismail Kijo.

Najib said that as such, UMNO and the BN must strive for something that was more effective to show that it understood the aspiration of the people better so that the reality, perception and the people's sentiment favoured the party.

"The government had drawn up the Government Transformation Plan (GTP), we have a more detailed plan, a clearer road map unlike the opposition who only know how to make promises, the play up the promises but we cannot do so because we are the ruling party."

"We must be better than they (are), let the public perception be better than the others, if the people like the BN, then they will vote for it, but if they hate (the BN), then they will vote the other people to represent their constituency," he said.

Najib, who is also the Selangor Umno Liaison chairman, said Umno must always be prepared to face the coming general election, which could be held at any time this year, or next year or even 2013.

"We must be ready not only for the (election) dry run but must be ready for a better public perception and sentiment, this must be given priority," he said.

He said the party machinery should also pay attention to the party supporters as well as those who had yet to become supporters because Umno and the BN championed the welfare of all races.



- Posted using BlogPress from my iPad

Location:Dene Ln,,United Kingdom